Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2017, 07:31 WIB
Lusia Kus Anna,
Wisnubrata

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Banyak produsen jam tangan mendesain arloji keluarannya berdasarkan benda-benda lain, seperti bunga, bulan, hingga mobil balap dan pesawat. Nah, Mido, pembuat jam tangan dari Swiss merancang jam tangannya berdasarkan hal berbeda: Arsitektur bangunan-bangunan ikonik dunia!

Bentuk arsitektur bangunan tersebut menjadi inspirasi desain Mido, sehingga arlojinya tak sekedar menjadi penunjuk waktu, tapi juga memiliki "cerita" di baliknya. Seperti halnya sebuah bangunan dengan arsitektur unik yang bukan hanya menunjukkan fungsi, ia juga menjadi penguat karakter, bahkan penanda sebuah lingkungan.

Keunikan arsitektur Tembok China di Tiongkok, Jembatan Sydney di Australia, dan yang terbaru, Museum Solomon Guggenheim di New York, Amerika Serikat, merupakan sederet dari bangunan ikonik yang dipilih Mido sebagai desain utama produk-produk jam tangannya.

Baca juga : Menemukan Museum Guggenheim pada Jam Tangan Mido

Meski sudah memproduksi jam sejak tahun 1918, tetapi baru pada tahun 2000-an Mido yang dimiliki oleh Swatch Group ini memilih inspirasi arsitektur sebagai "DNA"-nya.

"Jam yang bagus itu harus memiliki inovasi, kualitas, fungsi, dan desain yang bertahan lama. Hal yang sama juga berlaku untuk arsitektur. Selain fungsional, ia juga punya nilai keindahan dan bertahan lama," kata CEO Mido, Franz Linder, dalam sesi wawancara peluncuran jam Mido edisi Guggenheim di New York (27/10/2017).

CEO Mido Watch, Franz Linder.Kompas.com/Lusia Kus Anna CEO Mido Watch, Franz Linder.
Menurut dia, sebuah bangunan tentu tidak hanya dibangun untuk bertahan selama dua tahun. Begitu pula dengan sebuah arloji. "Jam Mido bukan hanya akan dipakai selama dua tahun lalu diganti dengan model yang baru. Kami membuat desain jam yang melampaui tren fashion," ujar Linder.

Sekilas desain Mido memang memiliki tampilan klasik dan minimalis. Tetapi jika diperhatikan dengan baik, ada jejak-jejak arsitektur dalam setiap koleksinya.

Koleksi Multifort misalnya, yang terinspirasi dari jembatan Sydney Harbour. Pada bagian permukaan jam (dial) dihiasi garis-garis yang "diambil" dari kerangka besi pada jembatan yang jadi ikon bagi kota Sydney ini.

Demikian pula dengan seri All Dial, koleksi Mido yang terinspirasi dari bangunan terkenal Colosseum di Italia.

Pada bagian angka penunjuk waktu, bentuknya merujuk pada deretan tempat duduk di Coloseum. Warna silver hitam disandingkan nuansa oranye yang kontras membuat tampilannya lebih segar.

Sementara itu bagian tali rantainya (strap) ada lubang-lubang kecil yang meniru jendela-jendela di arena pertarungan gladiator itu. Bagian dial-nya yang berbentuk melingkar terinspirasi dari tangga colosseum.

Jam Mido seri All Dial yang terinspirasi dari Colloseum di Roma.Mido Watches Jam Mido seri All Dial yang terinspirasi dari Colloseum di Roma.
Detail-detail yang diambil dari bangunan ikonik tersebut menjadi nilai lebih dari setiap koleksi Mido.

"Sebuah jam tangan harus memiliki tampilan yang indah, karena itu desain sangat penting. Lalu sesuaikan dengan kepribadian kita," kata Linder.

Setiap koleksi Mido diluncurkan dalam edisi terbatas. Menurut Linder, koleksi Baroncelli yang terinspirasi dari megahnya bangunan Rennes Opera House adalah produk Mido yang paling laris di seluruh dunia justru karena tampilannya yang klasik.

Tak hanya berhenti pada desain, Mido juga menawarkan inovasi dan memiliki mesin (movement) otomatis. "Tentu jam tangan tidak bisa dibandingkan dengan komputer. Inovasi kami terutama pada materialnya, akurasi, dan juga power reserve (penyimpanan tenaga)," ujar dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com