Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/11/2017, 08:06 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Lebih dari sekadar desain yang bagus, merek jam premium biasanya juga memiliki fitur canggih, salah satunya adalah akurasi waktu yang sangat tinggi berlabel chronometer.

Pada dasarnya jam tangan bermesin manual automatic yang memiliki label chronometer adalah jam yang sangat akurat dan handal. Produk jam premium yang sering mencantumkan kata chronometer pada permukaan (dial) antara lain Rolex, Omega, Breitling, dan juga Mido.

Ada beberapa versi mengenai sejarah chronometer. Menurut britannica.com, John Harrison, seorang ahli horologi dari Inggris adalah orang yang pertama kali menemukan chronometer kelautan yang berguna untuk memandu para pelaut melihat secara akurat garis bujur (longitude) di laut.

Sebelumnya, kecelakaan di laut terjadi akibat navigasi yang buruk. Pemerintah Inggris lalu mendirikan Board of Longitude dan memberikan hadiah 20.000 poundsterling bagi siapa pun yang bisa membuat chronometer.

Harisson menyelesaikan chronometer pertamanya tahun 1735 dan berhak mendapat hadiah. Beberapa tahun kemudian dia mencipatakan tiga instrumen lain, dan masing-masing berukuran lebih kecil dan lebih akurat dari chronometer perdana.

Sementara itu, versi lain menyebut pembuat jam Inggris bernama Jeremy Thacker sebagai penemu chronometer berkat temuannya membuat jam dengan segel vakum. Tanpa tahanan udara, jam itu mampu menunjukkan waktu secara akurat. Jam-jam yang diproduksi pada masa itu memang memiliki kelemahan, debu dan air mudah masuk.

Yang pasti, navigasi untuk kapal itu kini bisa kita gunakan di pergelangan tangan.

Dalam industri jam tangan Swiss, istilah chronometer benar-benar dijaga. Sebuah arloji harus melalui tes standar ketepatan oleh Controle Officiel Suisse des Chronometres (COSC) untuk bisa mendapat sertifikat dan menggunakan kata chronometer dalam produknya. COSC adalah lembaga independen yang memiliki wewenang menguji akurasi sebuah gerakan jam.

Setiap unit movement secara teliti diuji selama 15 hari dalam 5 posisi dan 3 temperatur yang berbeda. Jam yang sesuai standar harus memiliki variasi harian tak lebih dari -4 hinga +6 detik per hari untuk movement mekanikal.

Hanya 3 persen dari jam yang diproduksi di Swiss yang bisa lolos proses sertifikasi COSC, sebagian jam dengan presisi yang sama persis tidak diajukan untuk pengujian.

Menurut Vice President Mido Indonesia, Steven Cheng, untuk menghasilkan jam yang memiliki tingkat akurasi waktu yang baik, dibutuhkan material berkualitas tinggi.

Jam tangan Mido yang mengadopsi arsitektur museum Guggenheim di New YorkMido Jam tangan Mido yang mengadopsi arsitektur museum Guggenheim di New York
Ia mencontohkan jam tangan Mido, salah satu brand Swatch Group yang memiliki sertifikasi chronometer, terbuat dari material stainless jenis 316L yang biasa dipakai dalam dunia kedokteran. "Material ini sudah terbukti antialergi karena dipakai untuk masuk ke organ tubuh manusia," ujarnya.

Selain itu, material tersebut juga tidak akan memuai dan mengerut saat suhu berubah, serta tidak gampang rusak oleh gesekan.

Karena jam mekanik sangat mengandalkan pegas (spring) dan roda gigi untuk menunjukkan waktu, maka kedua faktor ini sangat penting.

Masalahnya, bahkan sebuah komponen material terbaik pun perlu dirakit dengan hati-hati untuk bisa berfungsi dengan maksimal. Setiap roda gigi harus diminyaki dengan cukup, dipotong dengan benar, dan setiap komponen terkunci secara mantap dan rapat.

"Orang yang membeli jam mahal biasanya akan bertanya soal mesinnya dan mereka sangat menghargai presisi waktu," kata Steven.

Jam dengan sertifikasi chronometer ini, lanjut Stephen, pada umumnya memiliki harga 30 persen lebih mahal dibanding produk yang tanpa chronometer. Bukan hanya karena presisi, tapi lebih karena materialnya memang lebih unggul.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com