Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalahan Penggemar Kopi yang Berbahaya Bagi Kesehatan

Kompas.com - 09/11/2017, 17:34 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedai kopi kini sudah menjadi tempat yang akrab dengan generasi milenial. Dari yang mulanya hanya "ngopi-ngopi cantik" dengan teman di gerai kopi, tak sedikit yang akhirnya juga menyukai minuman hitam ini. 

Walau penikmat kopi terus bertambah, tetapi menurut pemerhati gaya hidup dan makanan, Kevin Sumantri, banyak yang belum meningkatkan pengetahuannya soal kopi. Ketahui apa saja kesalahan yang sering dilakukan kaum urban yang mengikuti tren ngopi yang bisa berdampak pada kesehatan.

1. Hanya ikut tren

Kevin mengatakan, banyak kaum urban yang ikut-ikutan tren menyukai minuman kopi tertentu tanpa paham apa kandungan di dalamnya. Yang sering terjadi adalah konsumsi kafein berlebih.

Riset kecil-kecilan bisa dimulai dari batas maksimal asupan kafein setiap harinya, termasuk juga jenis kopi yang aman untuk lambung. Misalnya saja tak semua orang tahan dengan rasa kopi robusta.

2. Percaya mitos

Tak salah memang bila ada persepsi bahwa kopi bisa membuat tubuh lebih segar dan tak mengantuk. Hal itu arena ada efek stimulan dari kopi ke tubuh. Beberapa orang juga mengaku lebih tenang setelah ngopi.

Namun, menurut Kevin, mempercapai mitos itu bisa membuat kita kelebihan ngopi. Apalagi jika setiap kali ngantuk, kita langsung mencari kopi.  "Yang akhirnnya menjurus ke konsumsi kopi berlebihan. Kopi seharusnya gaya hidup sehat" katanya.

3. Tambahan bahan lain

Minum kopi memang bisa menyehatkan, tapi dengan catatan hanya kopi hitam saja tanpa tambahan susu, gula, atau sirup, seperti yang lazim ditemukan di gerai kopi kekinian.

Kevin mencontohkan, tambahan gula pada kopi 350 ml di kedai-kedai kopi bisa lebih dari 15 gram. Jumlah itu hampir seperempat konsumsi gula harian (50 gram). "Masyarakat masih berdasar enak, enggak enak. Oke memang enak, tapi cocok enggak buat tubuh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com