YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lima karya kreatif diadu dalam babak final PassionVille 2017 yang digelar di Yogayakarta.
Kelimanya terpilih setelah melewati penyisihan proposal yang dimulai sejak bulan Mei 2017 hingga 14 Oktober 2017.
Lima karya yang disebut #ProjectPassion ini, yang pertama adalah "Sekolah Kertas".
"Sekolah Kertas" mengangkat isu layanan pendidikan berkualitas yang bisa di akses oleh seluruh anak Indonesia.
Akses tersebut adalah dengan cara membayar biaya pendidikan menggunakan limbah/sampah.
Baca juga : Tiba-tiba Passion Kerja Berubah, Siapkan Hal Berikut Sebelum Resign
Kemudian, ada "Sapu Ombak" yang memiliki gagasan menjaga kelestarian lingkungan serta mempromosikan wisata bahari yang ada di Pantai Lenggoksono – Malang.
Selain itu, ada "Bernapas Bersama Peluit" yang mengangkat isu kepedulian untuk para SUPELTAS (Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas) Kota Solo.
Inisiatif ini mendesain secara khusus masker yang mereka gunakan untuk bernapas dengan baik.
Lalu, "Payung Teduh" yang memiliki keinginan membangun kanopi di sekitar Kota Yogyakarta untuk jalanan yang lebih teduh dan sejuk.
Terakhir adalah "Yacaranda Smart Trash" yang berkeinginan mengentaskan permasalahan sampah yang dipadukan dengan teknologi digital.
Dalam babak final ini, kelima finalis lebih dulu harus melalui masa karantina yang dimulai pada 14-18 November 2017.
Karantina ini berupa sesi workshop, mentoring, dan pengembangan konsep proyek bersama Erix Soekamti.
Erix adalah seniman kreatif Indonesia dan pendiri sekolah bakat gratis di Indonesia DOES University.
Baca juga : 4 Tips Memilih Pekerjaan Sesuai Passion
Selain Erix ada pula Rene Soehardono yang adalah penulis buku “Your Job is not Your Career” dan seorang education reformist.
“Passion tanpa karya adalah kesia-siaan belaka."