Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Jika Putri-putri Disney Tak Lagi Langsing?

Kompas.com - 17/12/2017, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

 

KOMPAS.com - Putri-putri Disney selalu terkenal dengan tubuhnya yang langsing dan penampilannya yang tanpa cela.

Bahkan, hampir seluruh anak perempuan di dunia ini mendambakan wajah dan tubuh seperti mereka.

Inilah yang membuat masyarakat selalu berpikir, cantik harus memiliki kulit putih dan tubuh yang langsing.

Jarang kita temui seorang putri yang memiliki ukuran tubuh "plus", bukan?

Namun berbeda dengan pandangan umum yang ada, pencetus body positive Michelle Elman dan Amy Woolridge meminta pihak Disney untuk mulai mengenalkan "putri gemuk".

Body positive adalah sebuah gerakan yang mengajak wanita untuk mensyukuri bagaimana pun bentuk tubuhnya.

Selanjutnya, ada dua wanita "tak langsing" yang mengunggah foto diri mengenakan pakaian Snow White dan Rapunzel di Instagram.

Lewat aksi ini, mereka berharap pihak Disney tergerak untuk memperjuangkan keragaman bentuk tubuh dalam film mereka yang akan datang.

"Saya memperhatikan, semua putri memakai ukuran baju yang sangat kecil dan dianggap sangat cantik," tulis Woolridge.

Woolridge juga menuliskan, karakter gemuk yang selalu dianggap 'jelek', digambarkan sebagai penjahat atau tokoh sampingan.

Woolridge berpendapat, dalam dongeng, mereka yang kurus dan cantik selau mendapatkan akhir cerita yang bahagia.

Sementara itu, mereka yang memiliki ukuran tubuh berlebih dan dianggap tidak cantik selalu berakhir menyedihkan.

 

How amazing would it be if there was more representation in media? If children were able to watch cartoons with diversity in? How much more would we achieve if we didn’t spend so much time hating our bodies? I’ve lost days of my life fantasising about being smaller, counting calories and obsessing over any bit of me that wobbled. Like it or not, our perception of ourselves is tied to how we see people like us being treated. We see fat being treated as undesirable so we assume it is. We see being desired as a goal, and so we do whatever we can to reach that goal - regardless of how detrimental it may be to our mental health. And when we fail on whatever diet we put ourselves on, we feel worse about ourselves. It’s a vicious cycle. That’s why I want a fat princess. Not a princess whose story is about being fat. A princess who has all of the amazing adventures that her predecessors had while being fat. We need representation of all the magnificent and wildly different bodies there are, and stories that don’t primarily focus on that. Sure, show the struggles that different bodies may face, but don’t reduce these vibrant and brilliant characters to their bodies. ???????? My princess companion is the amazing @scarrednotscared and the photo was taken by the glorious @the_feeding_of_the_fox ????????

A post shared by amyeloise (@amyeloisew) on Dec 14, 2017 at 10:01am PST

Elman menambahkan, wanita dengan ukuran badan "plus" hanya membawa rasa malu, dan juga stigma.

"Kami tidak ingin dipermalukan lagi dan diam saja dengan stigma ini. Kami ingin dilihat, didengar, diwakili, dan lepas dari stigma ini," tulisnya.

Selain itu, kedua wanita tersebut, karakter jahat, seperti tokoh Scar dalam The Lion King, sering ditandai dengan parut pada wajah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com