Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Mengapa Banyak Orang Sangat Suka Bakso?

Kompas.com - 29/12/2017, 07:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBestari Kumala Dewi

KOMPAS.com - Saya tahu, yang di atas itu judul yang amat tidak lazim untuk tulisan penutup tahun. Tapi jangan salah, maknanya banyak.

Kebetulan inspirasinya datang dari seorang mahasiswi rumpun ilmu kesehatan yang sengaja ‘curhat’ tentang konflik batin antara ilmu yang dipelajari dan fakta yang lidah suka.

Bukan itu saja. Mi bakso bahkan sempat dianggap ‘pangan nasional’ oleh seorang ilmuwan bule yang sedang survei pangan lokal di negri ini.

Sedemikian populer dan disukai, warung mi bakso bisa ditemui di ujung propinsi Nanggroe Aceh Darussalam hingga tanah Papua.

Jenis menu yang tak akan lekang oleh waktu apalagi digerus Resolusi Tahun Baru. Bahkan, di semua bandara kita rasanya minimal punya satu kedai berjualan bakso.

Bicara mi bakso dan satu lagi: es krim – selalu menjadi idola segala usia. Mana ada anak yang tidak suka bakso atau es krim?

Bahkan, penganut vegetarian masih memaksakan rupa bakso sekalipun isinya tepung berisi sayur cincang tanpa daging apa pun.

Di dunia, mungkin hanya negara-negara Balkan dan Eropa Utara yang hampir tidak mengenal bakso.

[Baca juga : Mengapa Orang Tidak (Bisa) Berubah?]

Diketahui sebagai cara mengolah daging agar lebih mudah disimpan, lebih bervariasi untuk dimasak, kualitas bakso tentu tidak mungkin sama.

Dan yang pasti, bagaimana bakso itu dimasak, mulai dari kuah gajih hingga air rebusan diberi bubuk ‘kaldu perasa’ tentu memberi catatan nutrisi.

Belum lagi teman makan bakso: mulai dari berbagai olahan tepung rafinasi sebut saja mi, bihun, soun, kwetiau – hingga nasi putih dan kucuran kecap, saus berwarna merah mirip tomat atau pemberi rasa pedas peningkat nafsu makan.

Jika mau jujur, penyusun Tabel Komposisi Bahan Pangan akan stres sendiri saat mengurai kandungan nutrisi semangkuk mi bakso.

Apalagi, masih ada semangkuk bakso yang dijual seharga 3000 rupiah saja di ‘abang-abang pikulan’ seputar gang di ujung Serpong.

Semakin kampungan, semakin mi dan baksonya tidak bergizi, serta saus merahnya menyala, ditambah micin, malah semakin enak sedap, kata salah seorang pecinta bakso sejati.

Kembali pada pertanyaan awal: Kenapa saya suka banget sama bakso? – barangkali jawabannya bukan di bakso itu sendiri, melainkan pada si ‘saya’ yang bertanya.

Masalahnya, bisa jadi si pecinta bakso belum mengenal makanan lain yang mampu menyaingi bakso.

[Baca juga : Kebiasaan Salah Menuai Sekian Masalah]

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com