Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Resolusi Tercapai? Hindari Mengatakan Hal Ini

Kompas.com - 04/01/2018, 11:28 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tahun baru adalah saat yang tepat untuk memulai langkah demi terwujudnya semua resolusi. Namun terkadang, ada banyak godaan yang membuat kita menghentikan langkah. Bahkan, godaan tersebut seringkali datang dari diri kita sendiri.

Salah satu contohnya adalah kata-kata kecil yang kerap keluar dari mulut kita, entah secara sadar atau tidak.

Menurut Erin Falconer, redaktur pelaksana dari PickTheBrain.com, sebuah laman yang berisi motivasi kehidupan, kata 'seharusnya' adalah kata yang seringkali melemahkan langkah kita untuk mencapai tujuan hidup.

Baca :Apakah Resolusi Paling Populer di Tahun 2018?

Kata 'seharusnya' lebih mengindikasikan rasa bersalah, malu dan 'tidak adanya keputusan' daripada kata yang menyiratkan kewajiban dan harapan.

"Meskipun kata 'seharusnya' terdengar seperti sebuah keputusan, tetapi sebenarnya menggambarkan 'kemungkinan' dan bukan sebuah kenyataan," ucap Erin Falconer.

Misalnya, mengatakan "Saya seharusnya makan makanan sehat" memiliki arti yang sangat berbeda dari "Saya makan makanan yang sehat".

Kata "seharusnya" memungkinkan penggunanya untuk terus mempertimbangkan pilihan lain daripada memulai perubahan hidup atau menyelesaikan tugasnya.

Menurut Falconer, "seharusnya" juga menyiratkan perasaan negatif tentang tugas yang sedang dihadapi.

Falconer juga menambahkan bahwa saat kita membicarakan tetang hal yang akan kita lakukan atau hal yang menjadi tanggung jawab, kita jarang menggunakan kata 'seharusnya'.

Contohnya saat kita mengucapkan kalimat 'Seharusnya, saya membersihkan kamar'. Kata 'seharusnya' telah menyiratkan kegiatan 'membersihkan kamar' menjadi tanggungjawab yang telah kita tunda.

Dan orang yang suka menunda tanggungjawab menunjukan sifat malas pada dirinya. Orang malas selalu menganggap bahwa mengerjakan tanggungjawab adalah hal yang sangat menguras energi.

Menurut Falconer, pikiran negatif tersebut sebenarnya datang dari fokus yang terpecah.

Dengan menggunakan 'seharusnya', kita telah memaksa pikiran kita untuk berada di 2 tempat sekaligus.

Hal ini berarti kita tidak pernah merasa sepenuhnya berhasil karena otak kita masih berfokus pada tugas lain yang kita tunda.

Meskipun mengatakan kata 'seharusnya' - entah dalam hati atau dengan keras - mungkin tampak seperti Anda telah membuat keputusan, justru hal itu sebaliknya.

"Fakta dalam kata 'seharunya' pada sebuah kalimat adalah 'tanda bahaya' yang berati Anda tidak ingin melakukan hal tersebut atau tidak benar-benar berniat untuk melakukannya," ujar Falconer.

Jadi, alih-alih terus-menerus merasa bersalah atas hal-hal yang harus Anda lakukan. Sebaiknya, Anda lakukan saja hal yang menjadi tanggungjawab Anda. Agar semua resolusi Anda tercapai, inilah cara Menjaga Agar Resolusi Tahun Baru Tercapai dan hindarilah 6 Tabiat Buruk yang Membuat Resolusi Tahun Baru Selalu Gagal Total.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com