Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Karanganyar Usul Perda Tentang Nama Anak, Ini Kata Pegiat Budaya

Kompas.com - 04/01/2018, 13:58 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Rancangan peraturan daerah (raperda) terkait pelestarian budaya lokal yang diusulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karanganyar telah membuat publik heboh.

Nampaknya, banyaknya nama-nama anak Indonesia yang berbau budaya barat telah menimbulkan kekhawatiran bagi pihak DPRD Karanganyar.

Ini terlihat dari salah satu isi raperda tersebut yang menggagas pelarangan nama anak bersifat kebarat-baratan.

Menurut Sumanto selaku ketua DPRD Kabupaten Karanganyar, usulan raperda tersebut adalah wujud upaya pemerintah setempat untuk melestrikan budaya lokal yang saat ini hampir tergerus oleh globalisasi.

"Tentang pemberian nama anak ini hanya salah satu isi raperda yang bertujuan untuk melestarikan budaya lokal. Dan ini pun masih perlu dikaji lebih dalam. Kira-kira perlu waktu setahun," ucapnya saat dihubungi Rabu (3/1/2018).

Baca :DPRD Karanganyar Usulkan Perda Nama Jawa untuk Anak Baru Lahir

Sumanto juga menjelaskan bahwa saat ini banyak orang tua yang memberi nama anaknya dengan nama yang kebarat-baratan. Padahal menurutnya, banyak nama dalam budaya Jawa yang memiliki arti bagus.

Ahli filologi Jawa dan sekaligus pendiri dari Yayasan Sastra Lestari ( sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang preservasi dan digitalisasi  naskah-naskah berbahasa Jawa dan Jawa Kuno), Supardjo, menyambut baik kabar tersebut. Menurutnya, ini adalah kabar gembira bagi pelestarian budaya lokal.

"Namun, sebagai bagian dari anggota masyarakat - baik masyarakat Karanganyar maupun Indonesia - saya menyarankan untuk mertimbangkan kembali raperda yang mengatasnamakan pelestarian budaya jawa dengan cara 'melarang' penamaan anak dengan istilah kebarat-baratan," ucapnya.

"Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk dan sekaligus bagian dari dunia," tambahnya.

Sepanjang perjalanan sejarah, menurut Supardjo, upaya pelestarian, penyelamatan dan pengembangan budaya di situasi alam yang damai dan tidak bertentangan dengan norma masyarakat, tidak pernah dilakukan dengan cara pelarangan.

Selain itu, budaya adalah hasil pemikiran baik dari manusia sebagai pendukung dan pengguna budaya tersebut.

"Budaya itu sifatnya dinamis. Istilah Jawanya 'nut jaman kelakone' artinya ikuti seperti air mengalir," papar Supardjo.

"Masyarakat Jawa itu seperti suku lain yang hidup berdampingan dengan masyarakat lain. Kita tidak bisa membendung arus budaya lain," tambahnya.

Sebagai masyarakat budaya, manusia hanya bisa menyaring dengan arif budaya lain yang masuk.

Nama Jawa sendiri bukan sekedar nama. Semua nama pasti memiliki maksud, tujuan, harapan, lambang dan sebagainya.

"Jika masyarakat paham atas semua itu dan menerima dengan senang, rasanya tidak perlu dengan melarang. Masyarakat akan dengan bangga menggunakan nama ciri khas jawa," tutur lelaki kelahiran Karanganyar tersebut.

Fenomena 'pelarangan' nama anak ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Bahkan, aturan mengenai pelarangan nama anak ini telah diterapkan di beberapa negara, contohnya 11 Nama Bayi yang Dilarang di Beberapa Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Look Good
Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Feel Good
3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

Look Good
Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Look Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Feel Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Feel Good
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Look Good
Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Feel Good
Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Feel Good
Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Tanya Pakar - Parenting
Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Look Good
Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Feel Good
Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Feel Good
9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Feel Good
6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com