Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2018, 06:29 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Meski perceraian bukan hal yang menyenangkan, tapi fenomena ini telah menjadi hal biasa. Perceraian dalam pernikahan bisa disebabkan karena berbagai faktor.

Riset dari Stanford Universiy menyebutkan bahwa 69 perceraian di dunia terjadi karena tuntutan dari wanita. Ironisnya, tingkat perceraian lebih tinggi justru terjadi pada karyawan wanita yang telah berusia 50 tahunan.

Jika dilihat dari sisi sejarah, wanita pertama yang meminta cerai di dunia ini adalah Caroline Norton. Caroline adalah kekuatan dibalik perubahan dari undang-undang 'Marriage and Divorce Act' atau undang-undang yang mengatur perceraian 150 tahun yang lalu.

Baca :Siapa yang Sering Minta Cerai, Pria atau Wanita?

Wanita asal inggris ini mengalami penderitaan dan keputusasaan yang banyak dialami wanita menikah pada masa itu. Caroline adalah seorang wanita yang menarik dan cerdas. Dia juga merupakan cucu dari pengarang drama Richard Sheridan.

Caroline Norton memiliki nama asli Caroline Sheridan lahir di London pada tanggal 22 Maret 1808. Caroline berasal dari keluarga miskin. Ayahnya meninggal saat dia berusia 8 tahun dan meninggalkan keluarga dengan masalah keuangan yang serius.

Untuk memperbaiki nasib keluarganya, Caroline menerima pinangan dari anggota parlemen Tory atau parlemen konservatif di Guildford saat itu yang bernama George Norton.

Selama mengarungi biduk rumah tangga, Caroline mengalami kekerasan. Kemudian, dia menemukan hiburan lewat tulisan. Beberapa karya puisinya diterbitkan oleh The Sorrows of Rosalie (1829) dan 'The Undying One' (1830).

Berkat hal tersebut, Caroline diangkat sebagai editor 'La Belle Assemblée' dan 'Court Magazine' dan dia pun akhirnya memiliki kebebasan finansial. Tahun 1836, Caroline pun akhirnya meninggalkan suaminya.

Sebelumnya, Caroline diisukan dekat dengan sekertaris rumah tangga dan calon perdana menteri Lord Melbourne. Menyadari hal ini, George pun menuduh Caroline melakukan perzinahan dan melarang Caroline untuk bertemu anak-anaknya.

Tuduhan itu adalah tuduhan palsu yang segera dicabut oleh pengadilan karena kurangnya bukti. Namun dalam kemarahannya, George melarang Caroline keluar dari rumah dan melarang dia bertemu anak-anaknya.

Caroline mulai menyadari bahwa dia tidak berdaya di mata hukum.

Di era awal zaman Victoria, seorang wanita yang memasuki pernikahan hampir tidak memiliki hak. Apa yang dimilikinya otomatis menjadi milik suaminya. Bahkan jika dia memiliki tanah sendiri, suaminya menerima penghasilan darinya.

Caroline pernah dua kali meninggalkan suaminya. Namun, dia kembali lagi demi anak-anaknya.

Baca :Melihat Sisi Historis Fenomena Cerai di Dunia..

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com