Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Para Ibu, Bernyanyilah Saat Depresi Pasca Melahirkan Melanda

Kompas.com - 10/01/2018, 20:05 WIB
Lutfy Mairizal Putra,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

KOMPAS.com -- Walaupun masih dianggap tabu untuk dibicarakan, depresi pasca melahirkan (PND) buka fenomena langka.

Berbeda dengan sindrom baby blues yang bisa hilang dalam hitungan minggu, PND biasanya berlangsung dalam jangka panjang. Jika tak ditangani dengan baik, PND dapat berujung pada depresi yang lebih serius.

PND dapat dikenali dengan gejala merasa sedih tanpa alasan yang jelas, gelisah, kesulitan menjalin hubungan intim dengan bayi, mengabaikan diri sendiri, tidak percaya diri, hingga munculnya niatan untuk bunuh diri.

Untuk mengatasi hal itu, para ilmuwan melakukan penelitian dan menemukan cara sederhana, yakni bernyanyi. Studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Psychiatry menemukan bahwa ibu dengan gejala PND yang sering bernyanyi pulih lebih cepat daripada mereka yang tidak.

Baca juga : Benarkah Kurang Tidur Picu Depresi? Sains Menjelaskan

Temuan ini berawal dari keingintahuan peneliti mengenai efek bernyanyi sebagai pengobatan baru yang efektif bagi PND.

Rosie Perkins, seorang asisten peneliti di Imperial College London dan Daisy Fancourt, kolega peneliti senior dalam ilmu perilaku dan kesehatan di University College London, merekrut 134 ibu dengan gejala PND.

Mereka diminta berpartisipasi dalam lokakarya menyanyi dengan bayi mereka atau melakuan aktivitas normal selama sepuluh pekan. Para ibu lantas didorong untuk belajar lagu pengantar tidur dan menulis lagu baru.

Selama masa penelitian, terjadi penurunan PND pada kedua kelompok. Namun, pada kelas menyanyi, penurunan lebih cepat terjadi dengan rata-rata sebesar 35 persen.

"Selain itu, beberapa penelitian kami yang lain dengan para ibu telah menunjukkan bahwa bernyanyi menyebabkan penurunan kecemasan yang lebih besar dan persepsi kedekatan emosional yang lebih tinggi daripada interaksi sosial lainnya," kata Perkins sepeti dilansir Newsweek, Selasa (9/1/2018).

Baca juga : Depresi Jadi Masalah Kesehatan Utama di Dunia

Perkins lantas mengatakan, kelompok bernyanyi mungkin memberi ibu jalan keluar untuk mendapatkan identitas dan prestasi. Kemungkinan lainnya, bernyanyi berkontribusi pada perbaikan depresi mereka.

Menurut Parkins, Breathe Arts Health Research, sebuah organisasi yang menciptakan program perawatan kesehatan berdasarkan kombinasi antara seni dan sains, telah menerapkan temuan ini di beberapa lokakarya di London, Inggris. Dia berharap program tersebut dapat diperluas.

Sebetulnya, penelitian Perkins bukanlah yang pertama untuk menganjurkan bernyanyi.

Pada 8 April 2013, jurnal Psychology of Music menemukan bahwa bernyanyi dalam paduan suara mengurangi indikator kecemasan psikologis para penyanyi.

Kemudian, penelitian tahun 2005 pada jurnal yang sama, mendapati bahwa bernyanyi berkelompok punya efek positif pada kesehatan emosional, sosial, dan kognitif pada kelompok terpinggirkan seperti tunawisma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com