Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2018, 08:52 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Sumber nypost.com

KOMPAS.com - Upaya mengurangi asupan gula demi menjaga berat badan bukan perkara mudah karena makanan di sekitar kita kebanyakan memang tinggi gula. Nah, baru-baru ini peneliti menemukan cara agar niat menghindari gula mudah dilakukan. 

Caranya, cukup tidur dengan tambahan waktu 20 menit setiap malam. Berdasarkan penelitian, mereka yang berada di tempat tidur lebih lama, mengonsumsi gula 2,5 sendok teh lebih sedikit, atau sekitar 40 kalori.

Tentu, hal ini juga tak lepas dari gaya hidup yang berpengaruh pada pola makan kita. Orang yang kurang tidur cenderung sering kelelahan dan akibatnya mereka akan memilih sesuatu yang praktis untuk makan, termasuk junkfood

Sedangkan bila mereka memiliki banyak waktu tidur, mereka akan lebih segar, tidak gampang mengantuk, dan diasumsikan punya waktu untuk menyiapkan makanan bergizi. Cukup tidur juga bisa mengurangi kadar hormon pemicu rasa lapar.

“Penelitian kami menunjukkan, semakin kita memiliki banyak waktu tidur, maka semakin mudah mendapatkan makanan berkualitas,” kata Haya Al Khatib, dari Departemen Ilmu Nutrisi King's College London.

Namun, bukan berarti kita harus berlama-lama di tempat tidur, cukup tambah 20 menit saja.

"Waktu tambahan di tempat tidur adalah cara mudah untuk membantu kesehatan, diet dan penurunan berat badan seseorang,” kata Al Khatib. 

Adapun penelitian ini melibatkan 42 peserta yang tidur kurang dari tujuh jam semalam. Setengah dari mereka diminta untuk menghindari kafein sebelum tidur, menaruh ponsel di luar kamar tidur dan jangan tidur saat lapar. Setengah lainnya tidak diberi saran apa pun.

Hasilnya, mereka yang diberikan saran berada di kasur selama 55 menit lebih lama dan memiliki tambahan tidur selama 21 menit.

Konsumsi makanan yang mengandung gula seperti minuman manis, biskuit, dan kue juga turun sebesar 10 gram setiap hari.

“Perubahan gaya hidup yang sederhana dapat membantu orang mengonsumsi makanan yang lebih sehat,” kata peneliti, Wendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com