Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Usung Nilai Indonesia di Gelaran Fesyen Internasional...

Kompas.com - 24/01/2018, 08:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, semakin banyak desainer Indonesia yang melebarkan sayap ke kancah internasional. Mulai dari desainer pemula, hingga yang sudah lama wara-wiri di ajang fesyen kelas dunia.

Nilai-nilai Keindonesiaan kerap menjadi kekuatan produk-produk para desainer Indonesia di perhelatan kelas dunia itu.

Salah satunya adalah Rilya Krisnawati. Dia adalah desainer lokal Indonesia dengan label perhiasan JUMPANONA yang baru saja mengikuti gelaran Hongkong Fashion Week.

Koleksinya dibuat menggunakan material kuningan yang dibentuk setipis mungkin, sehingga tak berat dijadikan perhiasan.

Menurut dia, orang-orang cenderung menyukai hal-hal unik yang membawa karakter kuat dari sebuah negara.

"Pasar internasional mencari sesuatu yang original. Bukan cuma, misalnya comot-comot motif batik (ke produknya) atau local wisdom karena lagi happening."

Demikian penuturan Rilya saat ditemui di Istituto di Moda Burgo Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2018) kemarin.

Menurut dia, saat bersaing secara global, seorang desainer tidak akan menonjol jika hanya mengedepankan modernitas saja.

"Harus punya 'DNA' sendiri sebagai orang Indonesia. Bukan masalah etniknya, tapi seberapa original desain kita. Itu sesuatu yang benar-benar lagi dicari," tutur dia.

Desainer lainnya yang juga adalah pelajar Istituto di Moda Burgo Indonesia, Julianto turut membawa brand dengan namanya sendiri, Julianto, ke ajang yang sama.

Label perhiasan JUMPANONA dari Rilya Krisnawati yang telah dipamerkan pada gelaran Hongkong Fashion Week 2018.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Label perhiasan JUMPANONA dari Rilya Krisnawati yang telah dipamerkan pada gelaran Hongkong Fashion Week 2018.

Koleksi dia mengusung tema "embrace" dan terinspirasi dari keindahan Gunung Bromo.

Mengusung tema bridal, Julianto ingin menunjukkan bahwa gaun-gaun pernikahan tak harus berwarna putih, tapi bisa tetap cantik dengan warna lainnya. Misalnya, cokelat dan abu-abu.

Pesona Gunung Bromo tersebut sukses membuat sejumlah pecinta fesyen di sana tertarik dengan produk Julianto.

"Mereka tertarik melihat koleksi saya, karena saya membawa sedikit Indonesianya, yaitu Gunung Bromo," ujarnya.

"Mereka tertarik kenapa warnanya cokelat, abu dan darimana saya terinspirasi. Saya jelaskan aplikasi dan tekniknya," sambung Julianto.

Selain Rilya dan Julianto, dua pelajar Istituto di Moda Burgo Indonesia lainnya, Raegita Zoro dan Jessica Welia Halim juga berkesempatan memamerkan karyanya di ajang tersebut.

Keduanya pun membawa nilai-nilai Keindonesiaan ke dalam koleksi mereka.

Principal & Director of Isstituto di Moda Burgo Indonesia Jenny Yohana Kansil pun mengamini pentingnya membawa nilai-nilai tersebut ke level internasional.

"Kita harus membawa inspirasi dari heritage Indonesia. Kita tidak bisa maju kalau tidak membawa jati diri sendiri," ucap Jenny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com