Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2018, 11:51 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kain-kain tradisional Indonesia atau wastra Indonesia kini sudah semakin sering dibawa ke gelaran fesyen internasional.

Tak hanya mengokohkan esksistensi di kancah global, tapi karya-karya itu juga berkesempatan besar menjadi bagian dari tren fesyen dunia.

Perancang Busana Indonesia sekaligus Founder Batik Chic, Novita Yunus mengatakan, saat ini dunia masih mengacu ke negara timur terkait tren motif atau pattern.

Inilah yang membuat eksistensi batik dan tenun Indonesia menjadi semakin luas.

"Apalagi yang desainnya bagus, akan tetap eksis di 2018," ujar Novita kepada KOMPAS.com Lifestyle saat ditemui di Creative Biz Forum akhir pekan lalu.

Baca juga: Saat Sandal Jepit Pun Jadi Tren Fesyen Millenial...

Mengenai motif kain tradisional yang akan menjadi tren global, menurut Novita, hal itu tergantung dari daerah mana yang mau dieksplorasi.

Novita melihat, motif yang akan cenderung dilihat adalah yang lebih geometris, sederhana, dan memiliki warna monokrom.

Namun pertimbangan lainnya adalah, kain dan motif yang ditonjolkan juga bergantung pada brand.

Batik Chic misalnya, karena lebih banyak menggarap segmen anak muda maka akan lebih menonjolkan warna-warna cerah, serta desain baju yang praktis dan sederhana.

Hal lainnya yang mesti disesuaikan saat hendak mengangkat kain tradisional ke tingkat internasional adalah mengenai tren musim, serta lokasi tempat busana tersebut dipamerkan.

Seperti Jelang Tahun Baru Imlek, Batik Chic menggarap koleksi dengan tema Imlek menggunakan batik Cirebon dan Lasem.

Sedangkan persiapan untuk mengikuti Amazon Fashion Week Tokyo, Novita melalui koleksi premiumnya yang bertitel "Novita Yunus" akan mengkolaborasikan dua teknik, yakni shiburi (teknik dari Jepang) dan batik.

Penyesuaian juga mesti dilakukan jika pameran bertepatan dengan musim di suatu negara.

"Tetap kita ikuti tren dunia tapi juga tetap cari dan eksplor batik-batik yang kira-kira bisa matching ke tren tersebut dan masih diminati," tutur dia.

Baca juga: Tampil Unik dan Nyeni dengan Busana Kolaborasi Fesyen dan Seni Rupa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com