KOMPAS.com - Ada banyak tradisi yang terkait dengan Tahun Baru Imlek. Namun, satu tradisi penting yang tak akan pernah dilupakan adalah menyajikan niangao atau kue keranjang.
Kue keranjang adalah makanan penutup populer yang dimakan selama Tahun Baru Imlek. Ini pada awalnya digunakan sebagai persembahan dalam upacara ritual.
Seiring berjalannya waktu, makanan dengan tekstur yang lengket ini menjadi makanan khas pada tahun baru China.
Pengucapan kue keranjang alias niangao dalam bahasa China menggunakan nada yang meninggi pada akhir suku kata. Hal ini melambangkan pendapatan yang lebih tinggi, posisi yang lebih tinggi, pertumbuhan anak-anak, dan umumnya menjanjikan tahun yang lebih baik.
Menikmati kue keranjang selama periode tahun baru China juga dianggap sebagai keberuntungan.
Cara membuat kue keranjang
Kue keranjang biasanya terbuat dari beras ketan, tepung gandum, garam, air, dan gula pasir. Makanan ini sangat lezat saat baik dikukus, digoreng, atau bahkan dimakan secara langsung.
Banyak orang di daerah pedesaan masih menggunakan metode kuno untuk membuat makanan khas imlek ini. Berikut cara membuat kue keranjang:
Macam-macam kue keranjang
Ada dua jenis kue keranjang. Kue keranjang manis biasanya dibuat di Cina utara yang disajikan dengan cara dikukus atau digoreng.
Di Cina selatan, kue keranjang memiliki rasa yang manis atau gurih, disajikan dengan cara dikukus, digoreng, atau bahkan disajikan dalam sup.
Baca :Yang Perlu Kita Tahu tentang Tahun Baru China...
Sejarah kue keranjang
Kue keranjang telah ada sejak 1000 tahun yang lalu, tepatnya pada awal Dinasti Liao (907-1125). Pada masa itu, masyarakat Beijing terbiasa menikmati sajian khas tahun baru pada hari pertama di bulan pertama pada tahun lunar.
Selama Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911), kue keranjang telah menjadi camilan rakyat biasa, dan tetap bertahan sampai sekarang.