Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Lompat Tali Bisa Bikin Badan Tambah Tinggi?

Kompas.com - 09/02/2018, 15:29 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Lompat tali atau skipping adalah olahraga kardio yang mudah dan juga murah. Selain menyehatkan bagi jantung dan paru-paru, banyak yang bilang bahwa skipping bisa menjadi cara cepat menambah tinggi badan. Benarkah begitu?

Sebelum menjawabnya, satu hal yang kita harus tahu, faktor utama yang menentukan tinggi badan seseorang adalah gen. Sekitar 60-80 persen dari tinggi badan kita ditentukan oleh genetik warisan orangtua.

Kalau orangtua pendek, maka besar kemungkinan anaknya memiliki postur yang juga pendek. Sisanya tergantung pada faktor lingkungan, terutama nutrisi makanan dan rutinitas aktivitas fisik sehari-hari.

Meski begitu, benar juga bahwa olahraga teratur dapat membantu menambah tinggi badan. Pasalnya selama berolahraga, tubuh  melepaskan lebih banyak hormon pertumbuhan (HGH) untuk mendukung pertumbuhan tinggi badan yang lebih maksimal.

Baca juga : Seberapa Besar Faktor Keturunan Memengaruhi Tinggi Badan Anak?

Selain itu, olahraga secara umum akan membantu menguatkan struktur otak dan tulang. Nah saat kita melakukan skipping, tulang juga dilatih untuk menerima beban dengan menopang berat badan. Pembebanan inilah yang memicu terbentuknya sel-sel tulang yang baru.

Namun manfaat skipping sebagai cara menambah tinggi badan tidak bisa dinikmati semua orang. Skipping bisa menambah tinggi badan terlebih jika sudah rutin dilakukan sejak masa kanak-kanak.

Pasalnya, meski memang kelenjar pituitari tidak pernah berhenti memproduksi hormon HGH, namun jumlahnya akan memuncak selama masa pubertas dan kemudian berangsur-angsur menurun setelah usia 30 tahun.

Pada anak-anak dan remaja yang masih mengalami pertumbuhan, pembentukan sel-sel tulang baru akan memengaruhi ukuran tulang menjadi semakin panjang. Tinggi badan pun akan bertambah dengan pembentukan sel-sel tulang yang baru itu.

Baca juga : Benarkah Rajin Lari Bikin Tubuh Tambah Tinggi?

Selain karena faktor produksi HGH dan pertumbuhan tulang yang lebih cepat pada anak-anak, perlu diingat juga bahwa tinggi badan akan berhenti tumbuh ketika lempeng epifisis (bagian tulang panjang) menutup.

Tinggi badan wanita umumnya akan berhenti tumbuh sekitar usia 16 tahun, dan 18 tahun untuk pria. Ketika sudah menutup maka itulah hasil akhir tinggi badan kita saat dewasa. Sementara itu, tinggi badan pria dan wanita akan menyusut mulai usia 40 tahun hingga seterusnya.

Nah, tidak heran jika skipping menjadi salah satu aktivitas fisik yang sangat membantu pertumbuhan tinggi badan anak. Bagi mereka yang berusia di atas 30, efek skipping untuk menambah tinggi biasanya tidak terlihat.

Meskipun bagi orang dewasa skipping tidak bisa membuat badan jadi lebih tinggi, tapi rajin lompat tali bisa memperkuat otot serta menjaga kepadatan dan kekuatan tulang.

Baca juga : Skipping, Olahraga Sederhana yang Efektif Bakar Kalori

Pada orang dewasa yang sudah tidak mengalami pertumbuhan, pembentukan sel-sel tulang baru akan mengisi tulang agar menjadi semakin padat. Kondisi seperti ini akan membuat tulang semakin kuat dan menurunkan risiko pengeroposan tulang.

Selain memperkuat tulang, gerakan lompatan yang dilakukan berulang kali juga akan membentuk otot-otot kaki menjadi semakin kuat. Ini membuat kita tidak cepat lelah saat berjalan jauh atau saat menaiki tangga, bukan?

Baca juga : Bentuk Otot dan Kikis Lemak dengan Rajin Lompat Tali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com