Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2018, 15:06 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selamat tinggal foto pernikahan formal, selamat datang tren foto candid.

Foto candid alias konsep foto dimana objek yang difoto bergaya secara natural atau seolah-olah tidak sadar dirinya sedang dipotret, menjadi konsep foto yang paling diminati untuk pre-wedding masa kini.

"Untuk tren 2018, menurut saya lebih ke foto candid. Mereka ingin menjadi diri mereka sendiri, otentik dan enggak dibuat-buat," ujar fotografer sekaligus creative director Byjatidiriono photography, Jatidiri Putro Wicaksono saat ditemui di gelaran Bridestory Fair 2018 di Grand Ballroom Sheraton Grand Jakarta beberapa waktu lalu.

Dari foto yang dikonsep secara natural tersebut, setiap pasangan ingin menyampaikan kepada semua orang tentang relasi mereka berdua dan keseharian mereka.

Ini biasanya dikonsep tak sekadar sebagai sesi foto pre-wedding namun juga menjadi sesi pasangan alias couple session.

Foto pre-wedding dengan konsep candid dinilai sebagai rangkaian foto yang lebih jujur. Selain itu, foto-foto itu nantinya juga akan dipajang di tempat tinggal mereka sehingga akan lebih baik jika memperlihatkan diri mereka apa adanya.

Konsep ini sebetulnya sudah menjadi tren di sejumlah negara sejak beberapa tahun lalu. Namun baru banyak digunakan di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

"Jadi ikut yang relevan saja. Kita enggak mau juga foto atau karya yang dihasilkan out of date (basi). Jadi gimana caranya biar awet dan tetap relevan dengan masa kini," tutur Jatidiri.

Mengenai lokasi, biasanya setiap pasangan yang datang akan membawa referensi sendiri. Nantinya referensi itu akan didiskusikan bersama.

Beberapa pasangan menginginkan lokasinya tetap otentik. Namun ada pula yang menginginkan sedikit sentuhan dekorasi agar hasil foto-fotonya menjadi lebih baik.

"Supaya mood lebih optimal, dekornya seperti apa baiknya. Tantangannya adalah dekor tapi enggak kelihatan seperti didekor ulang," ucap dia.

Sedangkan mengenai tone warna foto, Jatidiri mengatakan hal itu juga disesuaikan dengan konsep pesta pernikahannya.

Foto yang penuh warna akan membantu meningkatkan mood, lokasi dan dekorasi ada lokasi pernikahan. Sedangkan foto hitam-putih akan lebih menunjukkan emosi dan kejujuran.

Hal terpenting, kata dia, setiap pasangan dilibatkan dalam merancang konsep foto pernikahan mereka.

Tarif sesi pre-wedding menurutnya amat bervariasi. Untuk sesi yang paling standar bisa berkisar di atas Rp 5 hingga Rp 10 juta.

Ini tergantung dari beberapa hal. Misalnya konsep foto dan lokasi serta banyaknya seri foto yang akan diambil.

"(Tingkat kerumitannya) menurut saya bagaimana caranya bisa memproyeksikan mereka dalam beberapa frame. Mereka tetap menjadi diri mereka di berbagai foto dan lokasi. Dan foto ini kalau bisa sekali seumur hidup," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com