Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2018, 10:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keindahan batik tulis ternyata tak hanya untuk mempercantik penampilan, tapi bisa juga sambil dimanfaatkan untuk investasi.

Owner Galeri Buana Alit, Dwita Herman menjelaskan, batik tulis yang melegenda akan memiliki harga yang tinggi setelah disimpan.

"Batik bisa untuk investasi. Kalau sekarang beli Rp 10 juta, 5-10 tahun lagi bisa lebih," kata Dwita di Galeri Buana Alit, Jalan Moh. Kahfi 1, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2018).

Dwita menyebutkan, salah satu kain yang dimilikinya, merek batik Oey Soe Tjoen, batik legendaris dari Pekalongan.

Baca juga: Simpan Kain Batik Tak Bisa Sembarangan, Ini Tipsnya

Saat pertama membeli, Dwita hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 6 juta. Tapi, beberapa tahun kemudian, saat batik tersebut booming alias sedang tren, harganya bisa mencapai Rp 35-40 juta.

Untuk saat ini, Dwita memperkirakan harga kain batik Oey Soe Tjoen berada di kisaran Rp 20 juta, dan untuk memesannya diperlukan waktu beberapa tahun.

Dia mengakui, harga batik tulis amat beragam. Harga sebuah batik tulis ditentukan oleh motif dan kepadatan cecek alias titik-titik pada kainnya.

Ia mencontohkan salah satu kain asal Cirebon yng terpengaruh Belanda. Batik tersebut memiliki motif burung dan pola garis sebagai latarnya.

Baca juga : Tak Usah Bingung Pilih Batik yang Sesuai, Cukup Ikuti Tips Ini

Garis-garis tipis itulah yang sulit. Sebab, untuk membuat satu garis pembatik harus menahan nafas.

Jika nafasnya lepas, maka garisnya akan bengkok dan menjadi tidak sempurna. Sehingga pembatik tersebut harus memiliki nafas yang panjang.

Kendari investasi terkesan menarik, namun Dwita tetap mengingatkan agar setiap orang berhati-hati dan teliti saat memutuskan pilihan batiknya.

Terutama, untuk mengetahui betul mana batik tulis dan mana batik cetak (print) sehingga tak tertipu.

Ini dilakukan agar uang yang dibayarkan untuk mendapatkan batik tersebut layak dan sesuai kualitasnya.

"Paling tidak kita punya batik bagus satu atau dua, biar biasa diwariskan ke putra putri," kata Dwita.

Baca juga : Agar Tak Kena Tipu Saat Beli Batik Tulis

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com