Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Inspirasi "Orisinal" di Balik Baju Koko Ala "Black Panther"

Kompas.com - 02/03/2018, 21:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demam "Black Panther" nampaknya belum padam. Film tersebut laris manis diputar di banyak bioskop terkemuka di dunia.

Laman The Hollywood Reporter menyebut, film mengambil setting di Afrika ini  memiliki plot dan rangkaian aksi yang dramatis, lengkap dengan karakter yang menonjolkan sisi sosial budaya global.

Sisi itu pual yang diyakini membantu film ini menjadi begitu digemari masyarakat global.

Film ini bukan hanya dipandang sebagai karya yang bagus selama berdirinya Marvel Studios. Namun, juga menjadi tonggak sejarah dalam eksistensi budaya kulit hitam di Hollywood.

Hal yang menarik lagi, kostum dan asesoris yang digunakan para pemain menjadi tak luput dari perhatian penonton.

Nah, dari sederet kostum "Black Panther", ada satu yang terbilang menarik dan kini menjadi perhatian para warganet di media sosial, termasuk Indonesia.

Baca juga : Baju Koko ala Black Panther Ikutan Nge-Tren, Mau?

Apalagi kalau bukan kostum yang dikenakan oleh karakter T'challa, Sang Raja Wakanda.

Kostum tersebut diklaim mirip seperti baju koko dan diprediksi akan menjadi tren untuk fashion lebaran di tahun 2018 ini.

Bahkan, sejumlah lapak di toko online pun turut menawarkan baju koko yang disebut ala Black Panther.

Namun, meski mirip dengan baju koko, kostum tersebut sebenarnya terinspirasi dari baju tardisional Afrika yang bernama agbada.

Ruth Carter, desainer dalam film Black Panther ini menciptakan mantel cutaway berdasarkan desain pada abad 18 dengan hiasan di bagian depan dan potongan lengan bergaya Nigeria.

Agbada merupakan pakaian pria yang biasa dikenakan oleh masyarakat Nigeria di Afrika Barat. Ini merupakaan jenis pakaian berbentuk jubah dengan potongan lebar yang dilengkapi hiasan bordir.

Pakaian ini biasanya dikenakan oleh orang-orang penting, seperti raja dan kepala suku. Baju tradisional ini pun sebenarnya hanya dikenakan saat acara seremonial, seperti pernikahan atau pemakaman.

Pakaian ini memang mengandung unsur Islami karena pada akhir abad ke 18, tatanan kekuasaan wialayah yang saat ini sebagian besar ada Nigeria terkena dampak dari penyebaran agama Islam.

Penyebaran agama Islam tersebut dilakukan oleh Suku Fulani di bawah pimpinan Uthman dan Fodio.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com