Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2018, 08:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KUBU RAYA, KOMPAS.comPetugas pemadam kebakaran termasuk dalam profesi paling beresiko di dunia. Namun, 20 orang petugas pemadam kebakaran swasta yang dikelola oleh Yayasan Bhakti Raya tetap setia pada tugasnya.

“Semua yang kami kerjakan karena jiwa sosial kami sebagai manusia merasa terpanggil," kata Ati, Komandan Badan Pemadam Kebakaran Bhakti Raya (BPKBR), Jumat (2/3/2018).

Ati (42) dan timnya memang memiliki dedikasi yang tinggi pada tugasnya sebagai pemadam kebakaran, walau mereka bukanlah petugas milik pemerintah daerah.

Dengan perlengkapan seadanya, bahkan sebelumnya mereka tidak berpakaian standar petugas pemadam kebakaran, mereka tetap bersemangat memadamkan api yang mengamuk di daerahnya.

Berbekal baju dan celana panjang, sepatu boots tebal, dan helm—mereka menjadi tumpuan para masyarakat Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Meskipun serba terbatas, mereka konsisten membantu masyarakat sejak tahun 2004, tiga tahun sebelum Kabupaten Kubu Raya dibentuk.

Pembentukan yang diinisiasi oleh mantan Anggota DPRD Heri Effendi dilatari keprihatinan mendalam dengan kondisi daerah yang masuk dalam Kabupaten Mempawah.

Di daerah ini, kejadian kebakaran cukup tinggi, namun tak dibarengi dengan petugas dan armada pemadam kebakaran cukup. Seringkali kebakaran tak tertangani dengan cepat dan membawa korban materil atau jiwa tak sedikit.

Berbekal mesin damkar, tanpa truk khusus—20 petugas mulai berjibaku memadamkan api saat pertama-tama dibentuk. Karena tak memiliki kendaraan, mereka pun sempat meminjam mobil L300 milik Heri untuk menarik mesin sampai ke lokasi kebakaran.

“Sampai akhirnya mobil itu diberikan ke kami dan dimodifikasi menjadi mobil damkar,” cerita Ati.

Bekerja sebagai pemadam kebakaran tidak lah mudah. Apalagi di daerah yang memang rawan terjadi kebakaran. Di daerah Kubu Raya dan sekitar, kata Ati, jika dihitung rata-rata bisa mencapai dua kali kebakaran dalam sebulan.

Badan Pemadam Kebakaran Bhakti Raya, Kubu Raya, Kalimantan BaratKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Badan Pemadam Kebakaran Bhakti Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat
Masalah yang terjadi adalah hubungan arus pendek dan kebakaran hutan. Dari banyak kebakaran, kebakaran hutan adalah yang paling menguras tenaga.

“Kami harus masuk ke dalam hutan, berhari-hari dan semua dilakukan dengan perlengkapan seadanya,” kata Ati.

Jika merasa lelah, mereka memilih untuk keluar dari hutan sejenak dan bergantian tugas dengan damkar lain, entah dari pemda atau swasta lain. 

Salah satu hal yang membanggakan bagi Ati dan BPKBR adalah berhasil memadamkan sebuah ruko ketika petugas damkar dari pemerintah atau yayasan lain tak bisa menembus tembok bangunan yang tebal. Alhasil air hanya disemprotkan ke atas bangunan dan tak membuahkan hasil.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com