Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2018, 13:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pesatnya industri fast fashion yang modelnya terus berganti hampir setiap minggu, muncul sebuah gerakan lawannya yaitu ethical fashion. 

Fast fashion berfokus pada kecepatan dan biaya produksi rendah agar bisa menghadirkan koleksi baru yang terinspirasi oleh tampilan catwalk atau gaya selebriti. Siklus mode kini menjadi hanya 6-8 minggu untuk kemudian berganti dengan yang baru. 

Pertumbuhan fast fashion sangat cepat dan agresif, namun dianggap berlawanan dengan isu lingkungan serta kelaikan kerja. 

Ethical fashion hadir untuk meredam pertumbuhan fast fashion yang kian pesat.

“Ehical fashion merupakan gerakan untuk mengurangi dampak dari fast fashion,” kata desainer Ichwan Thoha dalam acara Happiness Festival, Taman Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (31/3/2018).

(Baca juga : Mode Pakaian yang Berubah Cepat dan Dampaknya Bagi Lingkungan)

Penerapan ethical fashion, kata Ichwan, bisa dilakukan oleh konsumen serta industri. Bagi konsumen cukup mudah, seperti donasi satu baju saat membeli satu busana, mendaur ulang busana, lebih pintar padu padan busana-busana lama, hingga membeli busana yang model atau warnanya akan selalu mengikuti tren, seperti warna putih atau hitam.

Sementara dari industri harus lebih memperhatikan lagi dampak lingkungan serta kelayakan dari sisi upah bagi para pekerjanya.

“Kalau saya seorang desainer dituntut pola dan desain lebih fleksibel,” ungkap Ichwan.

Ichwan memprediksi gaung soal ethical fashion akan besar di Indonesia pada dua hingga tiga tahun mendatang. Saat ini diakui gerakan tersebut belum maksimal, karena keterbatasan informasi dan istilah-istilah yang belum umum.

“Tantangannya harus lebih giat dan memberikan penjelasan yang mudah dicerna,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com