Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2018, 15:19 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Olahraga disebut sebagai aktivitas yang menyehatkan tubuh termasuk jantung kita.

Kegiatan ini mempengaruhi jantung dengan melibatkan penggunaan otot-otot besar secara berulang-ulang, sehingga mengaktifkan serat otot yang diprogram untuk daya tahan, dan memanfaatkan denyut jantung sebanyak 40-85 persen dari detak jantung maksimum kita.

Namun, apa yang membuat olahraga mempengaruhi jantung? Apa faktor-faktor yang tidak dimiliki oleh aktivitas lain selain olahraga?

Menurut review tim medis HelloSehat, ketika kita melakukan olahraga kardio, aliran darah akan diarahkan menuju otot yang banyak bekerja dan berada jauh dari area yang tidak banyak bekerja, seperti lengan atau saluran pencernaan.

Dengan olahraga, aliran darah akan meningkat dan volume darah akan kembali lagi ke jantung. Karena jantung menerima volume darah yang lebih banyak, maka bilik kiri jantung akan semakin beradaptasi dan membesar.

Rongga yang lebih besar ini bisa menampung lebih banyak darah, dan menyemprotkan darah lebih tinggi per detak, bahkan juga ketika istirahat.

Baca juga : Apa Benar Olahraga Bisa Memicu Henti Jantung?

Apa saja hal yang didapat dari olahraga, yang tidak bisa didapat dari aktivitas lain?

1. Transisi

Begitu memulai olahraga, otot akan mengonsumsi lebih banyak energi dan menghasilkan produk limbah lebih banyak. Karena tubuh harus membuat energi pengganti, otot-otot memerlukan oksigen tambahan yang dipompa dari jantung.

Jumlah oksigen yang dibutuhkan dan yang disediakan secara ketat dikontrol oleh otak, yang merasakan kadar produk limbah dalam darah. Semakin keras otot bekerja, maka produk limbah yang diproduksi semakin banyak, dan otak meningkatkan detak jantung lebih besar.

2. Kestabilan

Setelah otak meningkatkan detak jantung ke titik di mana pasokan oksigen memenuhi permintaan dari otot-otot, detak jantung akan tetap tinggi pada sisa latihan.

Olahraga pasti membutuhkan kestabilan, namun olahraga yang menuntut kestabilan tinggi akan membuat otot-otot bekerja lebih keras, dan menghasilkan produk limbah yang akan lebih dirasakan oleh otak. Dan akhirnya, menyebabkan peningkatan denyut jantung yang dapat memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen pada otot.

3. Pemulihan

Setelah berhenti berolahraga, otot-otot menuntut oksigen lebih sedikit, namun otak terus memasok oksigen tambahan untuk membantu proses pemulihan.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com