Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan dan Serangan Bersenjata Api di YouTube...

Kompas.com - 05/04/2018, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berita penembakan di kantor pusat Youtube di San Bruno, California, Amerika Serikat, Selasa (3/4/2018) menggemparkan publik internasional.

Berbeda dengan peristiwa serupa yang pernah terjadi di AS, pelaku penembakan dalam peristiwa ini adalah seorang perempuan. 

Baca juga: Pelaku Penembakan Sempat Kritik YouTube Diskriminatif

Wanita berusia 39 tahun itu diidentifikasi bernama Nasim Aghdam.

Dalam kejadian itu, tiga orang terluka, sebelum akhirnya pelaku melakukan tembakan bunuh diri.

Berdasarkan kabar yang dilansir kantor berita Associated Press, di antara ketiga korban, ada seorang pria berusia 36 tahun yang masih berada dalam kondisi kritis.

Lalu, seorang wanita berusia 32 tahun juga mengalami luka parah, serta seorang perempuan 27 tahun yang dikabarkan telah membaik dari cedera yang dialaminya.

"Ini sangat tidak biasa. Penembak biasanya laki-laki," ucap John Matthews, Eksekutif Direktur dari the Community Safety Institute, yang juga mantan kepala polisi, seperti yang dilansir dari laman Women's Health.

Baca juga: Pelaku Penembakan Sempat Kritik YouTube Diskriminatif

Hasil riset yang dilakukan pada tahun 2013 oleh the Department of Justice dan Biro Penyelidikan Federal (FBI), hanya tiga persen dari semua penembakan massal antara tahun 2000-2013 yang melibatkan perempuan.

Ini berarti selama 14 tahun, tersangka pelaku penembakan yang berjenis kelamin perempuan ada enam orang.

Baca juga: Ini Identitas Pelaku Penembakan di Kantor YouTube, Apa Motifnya?

Lalu, apa motif seorang wanita melakukan kejahatan semacam ini?

Menurut John Matthews, motivasi untuk melakukan penembakan massal sering kali tidak terungkap jelas.

Namun, ketika motif dapat diidentifikasi, hampir semua motif tersebut adalah balas dendam. Dan, motif ini berlaku baik untuk pria, maupun wanita.

"Mereka percaya bahwa ketidakadilan telah terjadi pada mereka," kata Matthews.

Sherry Hamby, profesor penelitian psikologi dari University of the South, menilai, sangat kecil kemungkinan seorang perempuan menjadi pelaku penembakan.

Namun, ketika hal itu terjadi, seringkali mereka tangah berada dalam situasi yang mirip dengan penembakan di markas YouTube. Ya, di mana keluhan terkait pekerjaan menjadi motif umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com