Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2018, 09:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka pernikahan dini di Indonesia masih cukup tinggi. Ada sejumlah alasan yang melatari fenomena ini, salah satunya dalih untuk menghindari zina.

Berdasarkan UU RI No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak, disebutkan bahawa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan mereka yang masih dalam kandungan.

Pernikahan dini sejatinya adalah kekerasan terhadap anak. Haknya untuk tumbuh dan berkembang menjadi terhambat.

Sistem reproduksi mereka juga belum siap untuk mengandung dan melahirkan.

Menikah di usia anak kerap memperburuk masalah.

Koordinator komunikasi dan advokasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Frenia Nababan melihat masyarakat Indonesia umumnya masih memiliki pemikiran 'lompat pagar' soal pacaran.

Pacaran sebagai upaya mengenal teman secara lebih dekat, kemudian ditambah pengawasan dan bimbingan, justru akan terhindar dari perilaku yang tidak diinginkan.

"Orang dewasa bisa memberikan informasi apa yang boleh dan tidak," kata Frenia ketika dihubungi Kompas.com .

Aturan tersebut bisa menyangkut soal hubungan seksual yang tidak boleh dilakukan, batasan berpacaran, dan apa risikonya jika dilanggar.

"Kita juga bisa ikut terlibat dalam pengawasan, tidak memberikan anak berjalan sendiri," ungkap Frenia.

Komunitas remaja

Youth Engagment Specialist Plan International, Amrullah, mengatakan, pendidikan seks sejak dini adalah kunci agar anak terhindar dari perilaku seksual beresiko. 

Pendidikan tersebut bisa berupa pengetahuan dasar soal organ reproduksi laki-laki dan perempuan, bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, hingga apa yang harus dilakukan ketika ada orang yang memaksa menyentuhnya.

Dengan membekali anak akan kesehatan reproduksi dan bahaya melakukan seks bebas, menurut Amrullah, akan memicu anak untuk mencari informasi lebih banyak saat ia beranjak dewasa.

"Anak sudah belajar dan tahu sejak dini untuk bekal dia saat remaja nanti," ungkap Amrullah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com