Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Menjaga Keselamatan Ketika Mendaki Gunung Berapi

Kompas.com - 11/05/2018, 18:47 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendaki gunung sudah menjadi hobi tersendiri bagi sebagian besar orang, apalagi banyak gunung di Indonesia.

Salah satu gunung yang menjadi tujuan populer para pendaki adalah Gunung Merapi yang berada d bagian tengah pulau Jawa.

Gunung ini memiliki ketinggian 2.930 meter dan merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia.

Namun, status Merapi yang merupakan gunung aktif ini tidak menghentikan semangat para pendaki untuk menaklukannya.

Risiko terjatuh, terluka, atau meninggal ketika mendaki gunung berapi aktif sangatlah besar.

Oleh karena itu, butuh pertimbangan dan persiapan yang cermat sebelum mendaki.

Hal terpenting adalah menyiapkan fisik dan peralatan untuk perjalanan dan mencari banyak informasi sebelum mendaki.

Ini penting dilakukan karena kondisi alam tak bisa diprediksi.

Dilansir dari laman South Morning China Post, berikut enam tips yang harus dilakukan ketika mendaki gunung berapi.

1. Lakukan penelitian

Rosaly Lopes, ilmuwan senior di Nasa Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, menyarankan agar kita mencari informasi sebanyak mungkin sebelum mendaki.

Kita bisa mencari informasi tentang tipe erupsi pada gunung yang akan kita daki.

Ini sangat berguna untuk menentukan tingkat bahaya yang akan kita hadapi.

Misalnya, erupsi hawaiian dan stromboli dengan aliran lava yang lembut dan letusan sedang, adalah jenis erupsi yang berbahaya untuk disaksikan.

Sementara itu, tipe letusan Plinian (serupa dalam skala terhadap letusan Gunung Vesuvius di 79AD) bersifat sangat merusak.

Lalu, seperti yang terjadi pada Gunung Merapi hari ini, adalah tipe letusan freaktif.

Letusan ini terjadi akibat dorongan tekanan uap air yang terjadi akibat kontak massa air dengan panas di bawah kawah Gunung Merapi.

Tipe letusan ini tergolong berbahaya jika berada pada radius tiga kilometer dari puncak kawah.

"Berhati-hatilah. Tidak ada dua gunung berapi yang sama, bahkan jika mereka diklasifikasikan sebagai jenis yang sama," papar Rosaly Lopes.

Ia menyarankan agar kita mencari informasi yang mencakup aktivitas gunung berapi sebelum dan sewaktu kita mendaki.

Cari tahu apakah tujuan gunung berapi yang akan kita daki secara teratur dipantau oleh para ilmuwan dari universitas terdekat.

Selain itu, para ahli dan pemandu lokal dapat memberikan rincian yang sangat berharga yang mungkin tidak kita temukan di buku panduan umum.

Kita juga harus melihat peta yang menunjukkan jalan atau medan menuju puncak gunung yang akan kita daki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com