Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 19 Mei 2018, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu permasalahan umum saat menjalankan ibadah puasa adalah bau mulut tak sedap.

Hal ini bisa disebabkan kondisi-kondisi tertentu. Misalnya, adanya masalah gigi atau dehidrasi.

Beberapa langkah dapat dilakukan untuk meminimalisasi bau mulut saat berpuasa. Salah satunya adalah rutin menggosok gigi.

Dokter spesialis Ortodonti sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Nada Ismah menjelaskan tips tersebut.

Menurut dia, rutinitas sikat gigi orang saat berpuasa tak berbeda dengan di hari biasa, yakni minimal dua kali sehari pada waktu setelah sahur dan sebelum tidur.

Baca juga: 5 Tips Menyimpan Sikat Gigi agar Tak Jadi Sarang Kuman

"Jadi tipsnya adalah sikat gigi, khususnya setelah sahur karena khawatir ada makann terselip," kata Nada saat peluncuran Sasha Halal Toothpaste di Jakarta, Jumat (18/5/2018).

Ia menambahkan, salah satu penyebab bau mulut adalah adanya sisa-sisa makanan atau ada gigi yang membusuk.

Itulah mengapa sikat gigi juga perlu dilakukan sebelum tidur. Selain agar tak meninggalkan sisa makanan, dikhawatirkan aliran saliva menurun pada saat tidur.

Saliva adalah cairan oral kompleks tak berwarna, yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral.

Sebab ternyata, orang-orang yang memiliki banyak saliva berisiko lebih rendah memiliki lubang gigi.

Di samping itu, masalah bau mulut juga bisa muncul karena masalah gigi lainnya. Misalnya, lubang gigi yang kemasukan makanan.

Baca juga: Rajin Sikat Gigi, Kok Bau Mulut?

Itulah pula yang menjadi alasan mengapa pergi ke dokter gigi menjadi hal yang perlu dilakukan sebelum menghadapi Bulan Ramadhan.

"Kita harus cek jangan-jangan ada lubang gigi yang kemasukan makanan lalu ada pembusukan. Atau ada peradangan, gusi bengkak, karang gigi," tutur dia.

Saat menjalankan ibadah puasa, terutama di Bulan Ramadhan penting pula untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Pastikan kita meminum air yang cukup pada waktu sahur dan berbuka.

Untuk menghilangkan bau mulut, penggunan obat kumur juga bisa menjadi opsi.

Namun,  Nada mengingatkan agar kita selalu membaca kandungan di dalam produk yang digunakan.

"Kadang harus dipilih juga, takutnya obat kumurnya mengandung alkohol sehingga dapat membuat mulut jadi kering," kata Nada.

Baca juga: Hindari Obat Kumur yang Mengandung Alkohol

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau