Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Perlu Pantang Seks Sebelum Pertandingan Olahraga?

Kompas.com - 20/06/2018, 13:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Ada berbagai mitos seputar seks, salah satunya apakah boleh hubungan seks sebelum pertandingan olahraga.

Beberapa atlet seperti Mike Tyson dan Muhammad Ali berprinsip pantang berhubungan seks saat ingin bertanding. 

Namun, sebaliknya bagi Ronda Rousey yang mengaku berhubungan seks sebanyak mungkin sebelum bertanding.  Lalu, siapa yang benar?

Dikutip dari Men’s Health, sebuah studi mengungkapkan hubungan seks sebelum pertandingan justru meningkatkan kemampuan tubuh.

Dalam studi tersebut, para peneliti meminta satu grup yang terdiri dari 12 pria untuk melakukan latihan sederhana pada tubuh bagian bawah saat pagi hari setelah berhubungan seks atau tidak sama sekali sebagai perbandingan.

"Desain malam sebelumnya ini untuk meniru kerangka waktu yang mungkin dialami beberapa atlet," kata Todd Astorino, rekan penulis studi dan seorang profesor kinesiologi di California State University, San Marcos.

Hasilnya, Astorino dan rekannya menemukan, seks tidak berpengaruh pada kemampuan pria untuk melakukan gerakan latihan beban. 

Selama lima set dari dua latihan tubuh bagian bawah, baik kemampuan puncak dan rata-rata tetap stabil terlepas dari berhubungan seks atau tidak pada malam sebelumnya.

Meskipun penelitian ini diakui sangat kecil, peneliti mengklaim, data mereka menunjukkan seks tidak merusak kekuatan otot ketika dilakukan sebelum berolahraga. 

Namun, ada peringatan pengaruh seks terhadap menang atau kalah atlet di kelas dunia sangatlah kecil, jadi belum bisa dikatakan memiliki pengaruh signifikan.

Baca juga: Sering Lesu dan Kurang Gairah? Mungkin Testosteron Anda Rendah

Penelitian lain yang juga mengulas masalah ini. Menurut Astorino, ada studi yang mengungkap, kadar testosteron dapat berubah sebelum dan sesudah berhubungan seks, dan ini dapat mengubah hal-hal seperti suasana hati serta kinerja.

Satu studi tahun 2003 dari China, misalnya, menemukan kadar testosteron seorang pria tetap relatif stabil setelah ejakulasi. 

Namun, jika dia bisa bertahan tidak berhubungan seks selama seminggu penuh, kadar testosteronnya bisa melompat hampir 45 persen pada hari ketujuh. 

Sementara itu, penelitian serupa tidak menemukan lompatan kadar testosteron di antara orang-orang yang abstain, sebaliknya justru ditemukan testosteron cenderung sedikit meningkat setelah berhubungan seks. 

Setiap olahraga memiliki efek berbeda.  Tinjauan komprehensif pada tahun 2016 dari semua penelitian yang ada tentang seks dan kinerja atletik menemukan banyak data yang saling bertentangan dan kurangnya bukti kinerja secara umum dalam konteks berbagai jenis kompetisi. 

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com