Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagap Modernitas Tercermin dari Ceceran Sampah di Bioskop

Kompas.com - 03/07/2018, 12:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari belakangan media sosial dihebohkan dengan viralnya sebuah unggahan soal imbauan menjaga kebersihan setelah menonton di bioskop. 

Menariknya, yang menjadi viral tentu bukan sekadar imbauannya, melainkan beberapa komentar negatif yang justru menyerang.

Beberapa komentar pedas meluncur, seperti “Kan udah bayar”, “Ntar petugas kebersihannya kerja apa dong, jdi bingung saya”, hingga “Kalo bantu petugas bioskop, digaji ga min? Atau dpt cashback makanan dan minumannya, udh byr tiket, beli makan n minum, suruh bantu2 juga, kebangetan.”

Sosiolog Universitas Atma Jaya Yogyakarta FX Bambang Kusumo mengungkapkan, perilaku tersebut merupakan salah satu cerminan dari gagapnya memasuki budaya modern di sebagian masyarakat Indonesia.

Bangsa Indonesia, menurut Bambang, masih bangsa kolektif dan tengah bertransformasi dengan mengadaptasi beberapa aspek modern, seperti disiplin dan mengambil tanggung jawab sendiri. 

“(Sebagian dari masyarakat) transformasi sosial masih kolektif, etosnya masih tradisionil, jadi (jeleknya), kalau misalnya ada sampah atau apa pun barang-barang di tempat umum, kita tak pernah ikut tanggung jawab,” kata pria lulusan Muenster University Germany ini kepada KOMPAS.com, Jakarta, Senin (2/7/2018).

Dia menambahkan, dalam transformasi sosial menjadi modern perlu banyak belajar, termasuk adaptasi mental.

Proses-proses tersebut bisa didapatkan dari pendidikan sejak kecil, di mana ada integrasi besar masyarakat, keluarga dan individu itu sendiri untuk membentuk budaya baru.

Dalam proses itu, salah satu ilmu yang dapat seseorang pelajari adalah tentang disiplin yang merupakan ciri khas dari modernitas. Mulai dari disiplin gaya hidup, hingga etos.

Bambang tak bisa memprediksi berapa lama proses adaptasi dan pembelajaran itu dapat sukses, karena ini bagian dari proses peradaban dan saling terkait, salah satunya dengan sikap negara. 

“Kalau negara punya strategi kebudayaan, sistem pendidikan yang baik, itu bisa lebih cepat,” ungkap Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com