Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Penyakit yang Timbul karena Suhu Dingin di Jawa

Kompas.com - 07/07/2018, 17:43 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Dalam beberapa minggu terakhir suhu dingin melanda hampir sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, saat ini merupakan puncak musim kemarau yang ditandai dengan suhu yang lebih dingin dan angin lebih kencang.

Saat ini Indonesia mendapat pengaruh dari aliran massa dingin dari Australia yang menuju ke Asia. Aliran tersebut menyebabkan perubahan suhu menjadi lebih dingin di sejumlah wilayah di Indonesia.

Turunnya suhu udara lebih dingin ini membuat kita lebih rentan terhadap beberapa penyakit.

Menurut Dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ada dua penyakit yang bisa timbul, yakni penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya lebih rentan mengalami kekambuhan.

"Misalnya saja asma, pilek alergi, sinusitis serta alergi kulit karena udara dingin," katanya dalam surat elektronik yang dikirimkan.

Baca juga: Lawan Cuaca Dingin, Warga Bakar Perabotan Rumah untuk Hangatkan Diri

Penyakit lain yang bisa timbul langsung akibat udara dingin antara lain kulit menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada bibir dan kadang kala timbul mimisan.

Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia).

"Perubahan cuaca yang ekstrim ini akan berpengaruh pada daya tahan tubuh. Jadi lebih mudah terserang penyakit infeksi virus atau bakteri umumnya berupa infeksi saluran pernafasan atas," kata dokter yang menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Indonesia ini.

Ia mengatakan, kelompok masyarakat yang beresiko tinggi gangguan kesehatan karena cuaca dingin adalah orang usia lanjut, anak-anak, dan balita.

"Tiada lain untuk mensiati udara dingin kita harus menutupi badan kita agar udara dingin yang menyengat tidak langsung kontak dengan kulit kita," katanya.

Jangan lupa mencukupi kebutuhan cairan untuk mencegah dehidrasi. Saat udara dingin kita cenderung merasa tidak haus sehingga asupan cairan bisa berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com