JAKARTA, KOMPAS.com - Museum seringkali memiliki aturan ketat soal foto, di mana biasanya kamera profesional tidak boleh dibawa masuk karena alasan tertentu.
Akhirnya, pengunjung yang tetap ingin mengabadikan karya di museum hanya bisa mengabadikan gambar dengan memakai ponsel.
Namun, kualitas ponsel tak melulu bagus, karena spesifikasinya tentu tidak sebaik kamera profesional seperti mirrorless atau pun DSLR.
Baca juga: Selain Nikmati Karya Yayoi Kusama, Ada yang Menarik di Museum MACAN
Lalu, bagaimana agar kualitas foto di museum tetap kece, sekali pun hanya bermodal ponsel?
Berikut tips dari Aries Lukman, pendiri iPhonesia, komunitas fotografi ponsel di Indonesia.
1. Observasi
Aries mengungkapkan, saat ke museum, alangkah baiknya kita mengobservasi sembari menikmati karya-karya yang dipamerkan.
Fungsi ini dilakukan agar ketika mengambil foto sudah dapat mengetahui lokasi, hingga karya mana yang presisi, dan menarik untuk dibidik.
Dalam observasi, ada beberapa yang perlu diperhatikan
Pencahayaan
Bagian ini penting demi memaksimalkan hasil foto.
Khusus untuk museum, pencahayaan yang dipakai biasanya sudah mendukung untuk kualitas fotografi. Sehingga, pemotret tinggal menyesuaikannya dengan kualitas kamera ponselnya.
"Karena kamera ponsel itu keterbatasannya pada cahaya, sehingga kalau lighting kurang bagus, hasilnya pun demikian."
Demikian dikatakan Aries dalam sesi workshop Minute Maid Pulpy di Museum MACAN, Jakarta, Senin (9/7/2018) kemarin.
Arsitektur