Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunda Perlu Tahu, Ini Tanda Bayi Cukup Mendapat ASI

Kompas.com - 18/07/2018, 18:38 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Air susu ibu (ASI) tak diragukan merupakan makanan pertama bagi bayi baru lahir. Agar manfaat ASI bisa diterima oleh si kecil, ibu perlu mencermati kecukupan ASI bayi.

Tanda yang paling mudah untuk menilai kecukupan ASI adalah berat badan bayi terus bertambah sesuai usia dan juga tidurnya nyenyak.

Meski begitu, menurut dr.Elizabeth Yohmi Sp.A, setelah melahirkan ibu baru tidak perlu memikirkan hitungan berapa jumlah ASI yang sudah didapat bayi.

"Yang penting ibu selama 48 jam fokus nyusuin saja. Baru pada hari ketiga sudah menuai hasil," kata dokter Yohmi dalam acara "The Art of Breastfeeding" yang diadakan oleh Mothercare di Jakarta (18/7).

Untuk hitungan asupan, menurutnya, serahkan ke dokter atau tenaga kesehatan, karena biasanya ada hitungan grafik pertumbuhan, mulai dari berat badan hingga buang air besar atau kecil (BAB dan BAK).

Frekuensi BAB dan BAK bayi baru lahir memang masih sedikit. Baru pada hari ketiga biasanya semakin banyak frekuensinya, bisa sampai 5-6 kali BAB dan 8 kali BAK.

"Jika BAB sering, berarti asupan ASI bagus dan cukup," kata dokter yang juga menjadi Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia ini.

Baca juga: Mengenali Makanan yang Harus Dihindari oleh Ibu Menyusui

Kondisi yang perlu diwaspadai adalah jika ada endapan merah bata di urine yang bisa berarti bayi kurang mendapat ASI.

Sementara itu, feses bayi yang berubah dari warna gelap menjadi kuning cerah juga pertanda baik.

Tanda lain yang bisa dijadikan acuan adalah berat badan. Dalam lima hari pertama kelahiran, berat badan bayi biasanya turun dan jumlahnya tak lebih dari 10 persen.

Perlahan, berat badan bayi akan naik, seiring dengan kenaikan produksi ASI. Sampai dua pekan kelahiran seharusnya sampai ke berat lahir, atau lebih.

"Tapi perlu diingat, tanda-tanda semua ini untuk bayi sehat, bukan yang lahir prematur, berat badan kurang atau pun besar," ungkap Yohmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com