Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2018, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi merupakan keharusan agar tumbuh kembang bayi lebih optimal. Salah satu yang wajib ada dalam menu MPASI adalah protein hewani.

Asam amino yang berasal dari protein hewani lebih lengkap untuk pertumbuhan tulang dan juga kecerdasan bayi.

Pentingnya protein hewani bagi tumbuh kembang bayi sudah dibuktikan dalam beberapa penelitian.

Salah satunya di Uganda, Afrika, yang membandingkan tinggi badan anak di dua desa, yakni desa yang memiliki pola makan vegan dan desa lain yang memiliki pola makan protein hewani.

Hasilnya, saat anak berusia 36 bulan, yang berasal dari desa pemakan daging memiliki tubuh lebih tinggi. Kadar lemak dalam tubuh anak juga lebih tinggi pada kelompok desa pemakan sayuran.

Menurut Dr.Damayanti R.Sjarif Sp.A(K), berdasarkan penelitian yang dilakukannya di Jakarta Pusat, ternyata banyak anak yang kurang mengasup protein hewani sesuai anjuran, yakni 75 gram sehari.

"Zat gizi krusial yang dibutuhkan anak untuk mencegah stunting atau tubuh pendek karena kurang gizi adalah asam amino esensial yang terdapat dalam protein hewani," papar Damayanti dalam acara diskusi media di Jakarta (18/7).

Ia menambahkan, protein nabati seperti tahu atau tempe juga mengandung asam amino esensial, tapi tidak lengkap.

Sumber protein hewani yang relatif murah dan banyak tersedia di sekitar kita antara lain telur, daging unggas, serta ikan.

Baca juga: Stunting, Anak Pendek karena Kurang Gizi

Asupan protein tidak bisa berdiri sendiri. Pada dasarnya, asupan anak harus lengkap dan seimbang. Tidak hanya protein tapi juga energi, karbohidrat, lemak, dan mikronutrisi (vitamin dan mineral).

“Bila asupan energi kurang, protein yang dimakan tidak digunakan untuk tumbuh, melainkan untuk energy. Karenanya, makan harus seimbang,” tutur pakar penyakit nutrisi dan metabolik anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Perkenalkan bumbu

Seperti halnya orang dewasa, menurut Damayanti nafsu makan bayi juga akan meningkat jika makanannya terasa enak. Itu berarti makanan tidak harus hambar.

"Siapa bilang makanan pendamping ASI tidak boleh diberi garam? Tanpa gula dan garam makanan tidak enak sehingga anak tidak mau makan," katanya.

Orangtua juga bisa memancing selera makan anak dengan menambahkan bumbu atau rempah dalam MPASI.

“Makanan Indonesia itu enak. Kenalkanlah pada anak-anak. Kita yang membuat itu jadi sehat,” ujarnya.

Pemberian MPASI harus bertahap, mulai dari bubur saring, nasi tim, hingga makanan keluarga dengan tekstur lebih lembek di usia 9 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com