Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2018, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perundungan alias bullying kini menjadi momok bagi anak di usia sekolah. Tak mudah juga mengetahui apakah anak kita menjadi korban atau tidak, terutama jika anak memang jarang berkomunikasi terbuka.

Beberapa tanda bisa terlihat dengan jelas, misalnya anak yang terlihat lebih murung dan malas sekolah.

Namun, tanda-tanda lainnya tak selalu mudah diidentifikasi. Apa saja tanda-tanda anak menjadi korban bullying?

1. Enggan pergi ke sekolah

Jika biasanya anak selalu senang ke sekolah lalu dalam beberapa hari belakangan susah bangun pagi dan menolak ke sekolah, itu bisa menjadi pertanda ada hal yang tidak beres.

Untuk anak yang lebih kecil, perhatikan alasan yang digunakannya untuk tidak pergi sekolah. Misalnya sakit atau tak enak badan.

Sementara bagi anak remaja, pantaulah melalui gurunya untuk memonitor kehadiran anak di kelas. Anak usia remaja cenderung lebih mungkin melewatkan kelas bersama dengan teman-temannya.

Pakar perundungan dan konsultan pencegahan di Houston, Donna Clark-Love menyarankan orangtua tetap memantau perilaku anak di akhir pekan.

Senin adalah hari paling umum ketika anak ingin menghindari sekolah.

"Anak cenderung merasa lebih aman di rumah pada akhir pekan dan pikiran untuk kembali menghadapi hari Senin sulit mereka hadapi," kata Donna.

Baca juga: Awas, Bullying Timbulkan Keinginan Bunuh Diri Saat Remaja

2. Rutin sakit kepala dan perut

Sakit kepala dan sakit perut menjadi gejala fisik dari stres dan kecemasan yang diasosiasikan dengan bullying. Anak juga mudah berpura-pura merasa sakit kepala atau perut sebagai alasan untuk tidak pergi ke sekolah atau kegiatan lainnya.

Jika anak secara rutin mengeluhkan gejala tersebut secara rutin, ajak ia berdiskusi.

"Cobalah komunikasikan dengan anak dan tanyakan mengapa mereka cukup sering merasa sakit. Buatlah percakapan tidak bersifat konfrontatif sehingga anak mau mendiskusikan masalahnya," kata Bailey Lindgren dari Parent Advocacy Coalition for Educational Rights’ (PACER), pusat pencegahan bullying.

3. Perubahan pergaulan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com