BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Philips

Lakukan "Power Pumping" untuk Melancarkan Produksi ASI

Kompas.com - 08/08/2018, 17:19 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Air Susu Ibu (ASI) sebagai asupan utama bayi sudah terbukti bagus untuk melengkapi nutrisi dan imunitas tubuhnya. Karena itu, setiap ibu menyusui pasti ingin mencukupi ASI untuk anak.

Akan tetapi, produksi ASI yang dihasilkan tak selamanya lancar. Ada kalanya hasil pumping jauh dari ekspektasi dan tidak seperti biasanya.

Maka dari itu, ibu menyusui perlu menyiasati agar produksi ASI lancar kembali. Beberapa di antaranya seperti mengkonsumsi daun katuk dan menggunakan milk booster. Namun, itu tak akan jadi solusi kalau ibu menyusui tak memiliki komitmen dengan jadwal pumping rutin. Karenanya, perbaiki dan biasakan dulu dengan jadwalnya.

Cara lain yang bisa dilakukan agar produksi ASI bisa lancar kembali atau bahkan lebih banyak lagi produksinya, yaitu dengan teknik power pumping.

Power pumping bermaksud untuk mengosongkan payudara sehingga memberi tubuh sinyal untuk memproduksi ASI lagi.

Biasanya, power pumping dilakukan agar produksi ASI bisa menyesuaikan frekuensi konsumsi bayi yang sedang di masa growth spurt. Pada masa ini, anak membutuhkan ASI lebih banyak dari biasanya karena sedang mengalami pertumbuhan yang pesat.

Perlu diingat, teknik power pumping bukan berarti sebagai pengganti semua proses pumping reguler dalam satu hari. Power pumping hanya mengganti satu sesi pumping biasa.

Ilustrasi Ibu dan BayiDok. Philips Avent Ilustrasi Ibu dan Bayi
Dilansir dari pregnancy.com.au, power pumping merupakan teknik memerah yang dengan strategi tertentu dan dilakukan selama satu jam sehari.

Pertama, ibu menyusui perlu memilih waktu untuk power pumping, apakah ingin pagi hari atau malam hari. Bagi ibu menyusui yang juga working mom, melakukan power pumping sesudah pulang kerja bisa menjadi pilihan.

Kemudian, gunakan pola memompa selama 20 menit, lalu istirahat 10 menit. Selanjutnya, pompa lagi selama 10 menit dan istirahat kembali 10 menit. Setelah itu, pompa lagi 10 menit dan power pumping pun selesai.

Power pumping bisa dilakukan rutin selama beberapa hari berturut-turut hingga produksi ASI dirasa sudah cukup bagi anak.

Ada ibu yang merasakan efek dari rutinitas power pumping setelah 48 jam, tiga hari atau tujuh hari berturut-turut.

Dikutip dari sg.theasianparent.com, tak mengapa jika saat power pumping tidak mengeluarkan susu. Saat payudara kosong itulah yang akan menstimulasi tubuh untuk membuat ASI dengan cepat. Jadi, ibu menyusui jangan menyerah dan tetap lakukan pumping.

Utamakan kenyamanan

Ketika sedang pumping, hindari stres akibat terlalu cemas dengan jumlah ASI yang keluar atau terlalu akurat dengan waktu. Buatlah diri senyaman mungkin.

Misalnya, ibu menyusui dapat melakukan power pumping sambil menonton acara di televisi. Perah saat iklan dan mulai kembali ketika acara dimulai.

Sambil mendengarkan lagu juga bisa, dan lakukan pumping setiap dua atau tiga lagu.

Selain itu, untuk membantu kelancaran memompa, gunakan pula pompa ASI yang membuat ibu menyusui nyaman. Pilih yang desainnya nyaman, mudah dipasang dan dibersihkan.

Ilustrasi pompa ASI elektrik.Dok. Philips Avent Ilustrasi pompa ASI elektrik.
Pompas ASI elektrik bisa menjadi pilihan sebab ibu menyusui cukup duduk, tak perlu memompa secara manual. Sistem selang tertutup yang dimiliki pompa elektrik juga membuat mesin awet.

Pompa ASI yang juga memiliki dua mode pengaturan memijat, seperti Comfort Single Electric Breast Pump dari Philips Avent, bisa membuat proses memompa lebih rileks. Pumping pun dapat dilakukan sambil bersandar, tak perlu menunduk.

Kemudian, pompa ASI yang memiliki bantalan pijat berbahan beludru, misalnya, bisa memberikan rasa hangat dan lembut.

Dengan kenyamanan yang ada dan rutinitas power pumping yang tepat, produksi ASI pun lancar kembali.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com