Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2018, 18:18 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa memicu kerusakan organ tubuh yang memiliki pembuluh darah, seperti jantung, ginjal, dan otak.

Mereka yang mengalami hipertensi juga memiliki risiko lebih besar terkena stroke dan penyakit jantung koroner.

Namun, sayangnya masih banyak yang belum memahami pentingnya mengukur tekanan darah, apalagi secara rutin.

"Kesadaran (rutin mengukur tekanan darah) belum tinggi. Biasanya hal ini terpengaruh dengan lingkungan dan tingkat pendidikan."

Demikian dikatakan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RS Jantung Harapan Kita, Bambang Widyantoro di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Mengenali Hipertensi pada Anak dan Kaum Dewasa Muda

Bambang yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia May Measurement Day 2017-2018 bersama timnya tengah mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap tekanan darah.

Tak hanya untuk memastikan semua orang pernah dan tahu angka tekanan darahnya, tapi juga mengimbau pengukuran tekanan darah di rumah.

Ia menambahkan, ada kemungkinan psikologis seseorang terpengaruh ketika melakukan pengukuran tekanan darah di klinik atau dokter.

Kondisi itu membuat angka tekanan darah menjadi tak akurat. "Kalau di rumah pasti lebih tenang," kata dia.

Pengukuran tekanan darah dianjurkan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi ketika bangun pagi dan malam sebelum tidur.

Tekanan darah diukur ketika bangun tidur karena kita belum beraktivitas apapun, sehingga tekanan darah yang terdeteksi murni berada di garis dasar.

Sementara pengukuran sebelum tidur berguna untuk memperkirakan apakah seseorang memiliki morning surge. Morning surge adalah kondisi ketika tekanan darah meningkat di pagi hari.

Baca juga: Awas, Depresi dan Stres Bisa Sebabkan Hipertensi

"Orang yang punya morning surge berisiko lebih besar terkena serangan jantung atau serangan stroke di pagi hari saat tensinya tinggi tiba-tiba," kata Bambang.

Mengetahui catatan tensi tekanan darah selama 24 jam akan sangat membantu dokter untuk memilihkan jenis pengobatan yang tepat.

"Misal, ketika pasien A ada morning surge. (Tekanan darah) sore dan malam bagus. Artinya saya harus menyiapkan obat yang diminum malam sebelum tidur tapi masih punya efek baik sampai dia pagi bangun tidur," tutur dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com