Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2018, 22:41 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Setiap orang bisa mengalami depresi di segala usia. Apa yang mengakibatkannya belum diketahui pasti, tapi ahli kesehatan mental sedunia sepakat bahwa ada sejumlah faktor risiko penyebab depresi yang paling umum. Beberapa di antaranya bahkan tidak selalu bisa dicegah.

Depresi adalah salah satu penyakit mental yang paling umum terjadi di masyarakat. Namun, tidak ada penyebab pasti dari depresi. Hal ini biasanya merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor kompleks yang meliputi:

  • Faktor genetik. Memiliki orangtua atau saudara kandung pengidap depresi dapat meningkatkan risiko seseorang juga mengalami depresi.
  • Faktor biologis. Depresi bisa terjadi akibat kadar serotonin dalam otak yang tidak mencukupi. Kondisi ini dikenal sebagai depresi klinis.
  • Jenis kelamin wanita. Wanita dua kali lipat lebih mudah kena depresi karena perubahan hormon yang terjadi selama hidupnya. Seperti saat menstruasi (PMDD), kehamilan, melahirkan (depresi pascamelahirkan), dan perimenopause. Biasanya, risiko depresi pada wanita akan menurun setelah lewat usia menopause.
  • Pola makan buruk. Kekurangan vitamin dan mineral tertentu dapat memicu gejala depresi.
  • Mengidap penyakit fisik kronis. Pikiran dan tubuh kita saling terikat. Pada kebanyakan kasus, stres dan rasa sakit berkelanjutan dari penyakit kronis dapat menjadi penyebab depresi berat. Selain itu, penyakit tertentu, seperti gangguan tiroid, penyakit Addison dan penyakit hati, juga dapat memunculkan gejala depresi.
  • Trauma psikis yang terjadi saat masa kanak-kanak, seperti pelecehan seksual, kehilangan orangtua, atau perceraian orangtua.
  • Penyalahgunaan obat. Obat-obatan dan alkohol dapat memicu depresi. Bukan cuma golongan narkoba, tapi juga obat resep. Beberapa obat resep yang terkait dengan gejala depresi termasuk antikonvulsan, statin, stimulan, benzodiazepine, kortikosteroid, dan beta-blocker.
  • Stres berat dan kronis. Para peneliti menduga kadar hormon kortisol yang terus-terusan tinggi dapat menekan kadar serotonin dan akhirnya memicu gejala depresi.
  • Memendam emosi. Memendam emosi setelah kehilangan orang yang dicintai atau dikhianati bisa membuat seseorang menjadi depresi.
  • Faktor lingkungan, misalnya lingkungan pekerjaan. Stres di kantor terkadang juga bisa memicu munculnya depresi.

Baca juga: Kurangi Depresi dengan Olahraga dan Berkeringat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com