Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Niat Cepat Sehat: Kebiasaan Memberi Kail atau Ikan?

Kompas.com - 07/09/2018, 19:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Apakah sebegitu mahal atau malasnya bangsa ini mengolah hasil buminya hingga berupa barang jadi?

Ada pengusaha yang pernah bilang ke saya,”Bu, zaman sekarang ini, bikin sendiri atau beli jadi, enggak jauh-jauh beda harganya. Ya mending beli dong. Lebih bagus pula kualitasnya...”

Mau tak mau pikiran saya melayang ke zaman kami kecil. Saat hadiah-hadiah dan kartu ucapan kami buat sebagai hasil prakarya. Betul-betul buah karya tangan. Start from scratch.

Sekarang? Jangan tanya soal makanan. Seorang ibu rumah tangga merasa lebih sreg beli makanan dengan jasa antaran bila perlu, karena selain dihitung lebih murah ketimbang upaya mulai dari ke pasar hingga makanan tersisa, anak-anak dan suaminya lebih menghargai selera makanan jadi daripada kerja keras sang ibu di dapur.

Skala mikro di rumah tangga atau skala makro di level nasional, tentu tak jauh beda. Ibarat jagad cilik adalah cermin dari jagad gedhe.

Ketika tubuh terserang penyakit, biasanya penyakit akibat gaya hidup tidak berdiri sendiri. Gaya hidup makan jorok berujung pada infeksi tifus, sementara gaya hidup makan ngawur berakibat tindakan by pass jantung.

Saat dokter sibuk konsentrasi di meja operasi melakukan by pass jantung, menyambung arteri baru agar lalu lintas giras terhubung, ia terlupa melakukan pengecekan seberapa parah pasiennya juga menderita infeksi tifus.

Alhasil tindakan by pass akhirnya harus dihentikan, dan para dokter berkonsentrasi mengatasi infeksi usus halus yang sebentar lagi meletus.

Amat mengerikan jika negri ini diurus dengan cara seperti itu selama berpuluh-puluh tahun. Kita terlena dengan segala sesuatunya.

Baca juga: Teror Kekisruhan Pangan, Bomnya Meledak Kemudian

Begitu krisis moneter menyapa, mata uang asing bermasalah, kita seakan terpaku kaku terkena tamparan keras – yang semestinya tidak perlu terjadi.

Sementara, para jawara selebrita sosialita kian asyik menebar riya: pamer harta dan kuasa.

Pendidikan yang amat primitif bagi benih-benih yang baru tumbuh, seakan sukses identik dengan harta dan kuasa.

Dan saat sakit mendera, entah fisik atau ekonomi – cari cara cepat buat sehat. Mana ada?

Ikan hanya mengenyangkan sesaat, tapi kail yang tepat di saat yang tepat mendorong orang menuai manfaat.

Tidak ada teknik makan ikan, apalagi jika disuapi. Tapi kail tidak akan begitu saja memberi ikan tanpa keterampilan.

Dan itulah yang mengasah manusia militan. Indonesia butuh fondasi yang dibangun dengan kegigihan, keterampilan dan ketekunan. Bukan produk instan. Dari situ jawara sesungguhnya tampil.

 Baca juga: Mengapa Harus Mengandalkan Makanan Kemasan di Negeri yang Kaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com