Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menganalisa Kondisi DNA Kulit Lewat Pemeriksaan Air Liur

Kompas.com - 11/09/2018, 12:12 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Untuk mengetahui risiko penuaan dan masalah yang timbul pada kulit, kini bisa dilakukan tes Skin DNA Genomic dengan cara mengambil contoh air liur.

Walau tidak memiliki masalah khusus dengan kulitnya, aktris dan pembawa acara Ussy Sulistiawaty melakukan tes DNA tersebut.

"Maksudnya kulit aku sebenernya tipenya seperti apa, kekurangannya apa, misalnya kaya mouis-nya tuh, kelembabannya tuh gimana, terus pigmentasi seperti apa," kata Ussy di Jakarta (9/10).

Di Indonesia, Skin DNA Genomic baru bisa dilakukan di klinik Youth & Beauty Clinic di Kemang, Jakarta Selatan.

Menurut dr.Gaby Syerly, pendiri Youth & Beauty Clinic, sampel liur pasien yang melakukan tes ini akan dikirim ke Korea Selatan karena belum ada laboratorium di Indonesia yang bisa melakukannya.

"Tes DNA kulit ini cukup dilakukan sekali seumur hidup. Tujuan dari tes ini untuk mengetahui kondisi kulit dan solusi treatment-nya lebih tepat sasaran," kata Gaby.

Saat ini pemeriksaan kulit yang ada kebanyakan melalui metode observasi klinik oleh dokter atau memakai skin analyzer.

Aktris dan presenter Ussy SulistiawatyKOMPAS.com/Lusia Kus Anna Aktris dan presenter Ussy Sulistiawaty
Kelemahan pemeriksaan tersebut, menurut Gaby, hanya melihat kondisi kulit secara makro dan tidak bisa memprediksi resiko penuaan kulit di masa datang.

"Skin DNA Genomic akan menganalisa 13 gen yang berasosiasi dengan penuaan kulit yang terbagi dalam beberapa parameter, seperti pigmentasi, regenerasi kolagen, hingga keriput," paparnya.

Hasil Ussy

Dari pemeriksaan yang dilakukan Ussy, ternyata hasilnya cukup baik.

"Secara umum kondisi kulit Ussy bagus. Misalnya untuk degenerasi kolagen termasuk normal sehingga tidak cepat turun kulitnya. Terapi untuk mencegah penuaan dini pun, seperti ulthera cukup dilakukan 2-3 tahun sekali," kata Gaby.

Demikian juga dengan kecenderungan keriput pada Ussy ternyata normal. Menurut Gaby, pada orang yang hasilnya tesnya menunjukkan skala beresiko, bisa melakukan terapi pengencangan kulit seperti suntik botox atau skin booster.

"Yang beresiko dari Ussy adalah pigmentasi atau vlek kehitaman di kulit," kata Gaby.

Ussy mengatakan, hasil tes DNA yang didapatkannya sangat akurat dengan kondisi kulitnya.

"Misalnya untuk soal pigmentasi ini, sejak zaman kuliah aku memang sudah ada vlek kehitaman," kata istri dari presenter Andhika Pratama ini.

Menurut Gaby, untuk menghilangkan vlek hitam, Ussy disarankan melakukan tindakan laser atau PRP (platelet rich plasma), serta sehari-hari wajib memakai tabir surya.

Pemeriksaan DNA kulit ini, lanjut Gaby, sudah bisa dilakukan sejak remaja atau usia 17 tahun sehingga bisa diketahui terapi perawatan untuk menjaga kondisi kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com