Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Desainer Indonesia Mewarnai Panggung Vienna Fashion Week 2018

Kompas.com - 16/09/2018, 17:04 WIB
Wisnubrata

Editor

Oleh: Awis Mranani

Di tengah perkembangan industri fesyen yang begitu pesat, desainer Indonesia, Handy Hartono dan Runi Palar konsisten memperkenalkan budaya bangsa ke panggung internasional tanpa kehilangan identitas.

Tahun ini Handy Hartono dan Runi Palar menjadi bagian dari 65 desainer yang karya-karyanya menghiasi panggung MQ Vienna Fashion Week 2018. Kedua desainer tersebut mampu mencuri perhatian komunitas mode Eropa.

Respons positif dari industri fesyen Eropa telah mengantarkan Handy Hartono, untuk yang ketiga kalinya, ke Vienna Fashion Week. Ia memadukan kain-kain bermotif tradisional Indonesia, dengan desain yang edgy, dan ready-to-wear.

Bertemakan “The Colours of Indonesia” koleksi Handy Hartono menampilkan 28 desain dengan kain-kain dari beberapa daerah di tanah air, seperti songket Palembang, tenun Sumba Timur, dan batik Jawa.

“Semua kain dibuat dengan teknik handmade dan dengan international look. Mulai dari cocktail dress, hingga night dress. Saya berharap bisa mempromosikan Indonesia, agar masyarakat internasional bisa melihat bahwa Indonesia itu berbeda karena memiliki beragam kebudayaan,” ujar Handy Hartono, usai acara.

Kain tenun ikat dari Palembang dipadukan dengan bahan bernuansa merah, emas, ungu, dan marun.

Sementara itu koleksi batik dari Pekalongan, Jawa Timur, dan tenun Sumba Timur menonjolkan teknik pewarnaan alami.

Selain pakaian, Indonesia juga mempersembahkan koleksi perhiasan karya Runi Palar. Desainer perhiasan perak yang sudah berkecimpung di industri mode selama 40 tahun ini menyuguhkan koleksi dengan kombinasi klasik dan kontemporer.

Perhiasan karya Runi PalarAwis Mranani Perhiasan karya Runi Palar
Pasar mode Austria merespons baik tren modern yang cenderung berdesain sederhana (simplicity). Oleh karena itu, Runi Palar menciptakan kalung-kalung dengan potongan besar dan asimetris, namun tidak memiliki detail yang terlampau rumit.

Meski demikian Runi Palar tetap menyelipkan beberapa karya dengan desain klasik, sehingga bisa dipadukan dengan pakaian tradisional Indonesia ataupun casual. Menurut Runi Palar, model-model klasik masih menjadi pilihan populer bagi konsumen Indonesia.

Memang, keunikan koleksi perhiasan Runi Palar kerap kali terinspirasi dari nuansa alam seperti batu, daun, kayu, serta budaya suatu daerah di Indonesia.

Tak hanya di MQ Vienna Fashion Week 2018, karya Runi Palar juga dipamerkan di Weltmuseum Wien, museum antropologi terbesar di Austria, hingga tanggal 19 September 2018.

“Ajang seperti ini saya pikir sangat penting bagi perkembangan desainer Indonesia. Saya pribadi tidak berharap terlampau muluk ketika berkarya, semuanya mengalir saja. Tetapi dengan respons positif seperti ini, tentunya sangat senang sekali. Bagi saya yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia ini, harus tetap bisa mengimbangi keunikan merek-merek lain, dan desainer-desainer baru lainnya,” ujar Runi Palar.

Partisipasi kedua desainer di dalam MQ Vienna Fashion Week 2018 merupakan peluang besar untuk menembus pasar Eropa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com