Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres akan Membahayakan Kesehatan Jika Terlalu Dipikirkan

Kompas.com - 17/09/2018, 11:27 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut laporan tahunan Gallup tentang emosi global, tingkat stres orang-orang di seluruh dunia meningkat daripada sebelumnya.

Sekitar 40 persen orang dewasa dari 146 negara dilaporkan mengalami kekhawatiran atau stres.

Tidak hanya orang dewasa, ternyata para pakar juga melihat adanya peningkatan stres pada kalangan anak-anak dan remaja.

Menurut studi lainnya yang dipublikasikan di EurekAlert, satu dari lima siswa mengalami stres berat, hingga hampir menyakiti diri bahkan bunuh diri.

Pada kasus tersebut, stres yang mereka rasakan terbukti memengaruhi kesehatan mereka.

Meski tingkat stres meningkat dan semakin memgkhawatirkan, sejumlah studi menunjukkan bahwa cara terbaik mengatasi stres adalah mengubah persepsi kita tentang stres itu sendiri.

Baca juga: Tak Perlu Dihindari, Stres Bisa Dikelola

The University of Wisconsin melakukan penelitian terhadap 30 ribu warga Amerika Serikat. Para peneliti menanyakan seberapa besar stres yang mereka alami dalam setahun terakhir dan apakah mereka percaya bahwa stres bisa membahayakan bagi kesehatan.

Para peneliti menyimpulkan, partisipan studi yang terekspos stres terus menerus dan melihat stres sebagai ancaman, memiliki risiko meninggal 43 persen lebih tinggi ketimbang mereka yang memandang stres sebagai respons yang membantu.

Menariknya, mereka yang memiliki perspektif positif terhadap stres memiliki risiko meninggal lebih rendah, bahkan lebih rendah daripada partisipan lainnya yang mengalami stres ringan.

Studi terpisah yang dilakukan oleh para peneliti dari King's College London dan University of Marburg menunjukkan, murid-murid yang memiliki pandangan negatif tentang stres mengalami gejala somatik, seperti sakit kepala, tegang dan lelah selama periode stres di akhir semester.

Menurut hasil studi, kondisi yang lebih buruk ini dialami mereka yang memiliki pandangan negatif terhadap stres, ketimbang murid yang memandang stres secara positif.

Baca juga: 8 Hal yang Tanpa Disadari Membuat Kita Mudah Stres

Dua studi ini menunjukkan bahwa stres sendiri tidak seburuk apa yang kita duga. Pandangan bahwa stres adalah hal buruk lah yang membuatnya menjadi terlihat buruk dan berakibat buruk.

Kelly McGonigal, psikolog dan pengajar di Stanford University juga menerbitkan buku terbaru mengenai stres yang berjudul "The Upside of Stress". Dalam buku tersebut ia bicara tentang perlunya membentuk perubahan mindset tentang stres.

Nah, apakah kamu mengalami stres? Kini saatnya memandang stres bukan lagi sebuah masalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com