Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2018, 18:39 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak dari kita menganggap, mengenakan batik adalah simbol dari kecintaan terhadap busana tersebut. Namun apakah cukup demikian?

Desainer sekaligus pelestari budaya batik Iwet Ramadhan mengungkapkan, selain memakai, ada cara lain yang juga bisa melengkapi simbol kecintaan terhadap batik.

"Idealnya, mesti dicari tahu filosofi motif batik," kata Iwet dalam acara Pigeon, Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Sebab, menurut Iwet, tiap motif batik memiliki pesan sendiri-sendiri. Pesan tersebut berkaitan dengan kehidupan.

Selain itu, mencintai batik hari ini dengan membeli batik tulis dan cap, bukan printing. Sebab, menurut Iwet, baik batik tulis dan cap berdampak pada keberlangsungan hidup perajin batik secara langsung.

Selain itu, dampak lain adalah regenerasi perajin batik itu sendiri.

Baca juga: Selamatkan Ulos Tradisional dari Kepunahan...

Menurut Iwet, banyak perajin batik tidak ada regenerasi, karena kehidupan ekonomi yang di bawah standar.

Hal ini dipengaruhi minim penjualan terhadap hasil karya batik tulis atau cap mereka.

Akhirnya, regenerasi pun tidak ada, karena anak-anak mereka melihat orangtuanya sebagai perajin tidak dibayar layak.

"Karena itu, saya sarankan beli batik tulis atau cap," kata Iwet.

Menumbuhkan cinta batik pada anak

Selain orang dewasa, memupuk rasa cinta batik pada anak adalah suatu yang perlu.

Iwet mengatakan, cara terbaik untuk menumbuhkan minat tersebut pada anak-anak adalah dengan menjadi "role model".

Orangtua, kata Iwet, perlu menjadi model peran dengan memakai batik sesering mungkin.

Baca juga: Jangan Asal Pakai Batik, Pahami Dulu Motifnya

"Karena aku juga seperti itu. Aku lihat bapak dan ibu selalu pakai. Jadi aku merasa ini harus aku pakai," kata Iwet.

Setelah minat memakai tumbuh, maka baru diberikan pemahaman soal pesan di balik motif batik.

Iwet mengakui, pesan dari motif batik kerap kali berat, namun itu bukan alasan anak tidak diberikan pemahaman.

"Tugas orangtua adalah dengan melakukan story telling, penyederhanaan pesan berat tentang batik menjadi ringan untuk anak-anak," kata Iwet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com