Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2018, 09:19 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Seperti yang sudah kita ketahui, operasi plastik dapat mengubah “ketidaksempurnaan” fisik menjadi sesuatu yang lebih baik.

Bagi sebagian kalangan, bedah plastik estetik sudah menjadi gaya hidup. Bahkan tidak segan-segan mereka menjalani tindakan tersebut lebih dari satu kali.

Lantas apakah bedah plastik estetik memang dapat membuat orang “ketagihan” untuk terus mencobanya?

Sejatinya, bukan tindakan bedah plastik estetik yang membuat ketagihan. Namun, umumnya orang yang berkali-kali melakukan operasi bedah plastik hanya ingin menambah harmonisasi di wajahnya yang sudah sedikit berubah akibat operasi plastik.

Misalnya, seseorang melakukan operasi hidung untuk menjadi lebih mancung, namun setelah itu dia mulai merasa bibirnya kurang harmonis dengan hidungnya yang sudah mancung. Akhirnya dia juga melakukan operasi bibir.

Baca juga: 5 Alasan Banyak Orang Melakukan Operasi Plastik

Faktor lain yang mempengaruhi keinginan orang untuk melakukan bedah plastik estetik adalah kenyamanannya. Kebanyakan orang umumnya takut menjalani operasi bedah untuk pertama kali.

Namun, ketika prosedur operasi plastik yang dirasakan ternyata jauh dari rasa sakit, orang cenderung untuk mengulanginya lagi.

Selain itu, keinginan orang untuk kembali memilih melakukan operasi plastik adalah keberhasilan mengubah bentuk tubuhnya mendapatkan hasil yang memuaskan dan penampilan yang jauh lebih muda.

Waspada body dismorphic disorder atau gangguan penafsiran tubuh

Ilustrasi perempuan berkacaKatarzynaBialasiewicz Ilustrasi perempuan berkaca
Menurut dr Gwendy Aniko, SpBP-RE (spesialis bedah plastik dan rekonstruksi), kendati boleh dilakukan berkali-kali, namun wawancara secara mendalam disertai konsultasi penting untuk dilakukan sebelum dokter melakukan bedah plastik estetik. Pasalnya, tidak selalu alasan pasien melakukan tindakan itu masuk akal.

Terkadang pasien hanya ingin terlihat lebih cantik, padahal sebenarnya sudah tidak ada lagi yang harus diperbaiki.

Kadang-kadang kejiwaan pasien pun perlu dites saat berencana melakukan bedah plastik estetika, jangan sampai pasien mengalami body dismorphic disorder atau gangguan penafsiran tubuh.

Body dismorphic disorder adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa dirinya sangat buruk, padahal aslinya tidak. Satu jerawat saja yang muncul di wajahnya, dia merasa bagaikan seseorang yang paling buruk rupa.

Tentu orang dengan gangguan tersebut sebaiknya tidak melakukan bedah plastik estetik karena akan menimbulkan tindakan yang berlebihan.

Baca juga: Setelah Operasi Plastik Wajah Pasti Bengkak

Meskipun kenikmatan yang didapatkan seseorang dari operasi plastik tidak sama dengan kenikmatan dari zat tertentu seperti merokok, tapi perilaku ini memang berpotensi menimbulkan adiksi (kecanduan).

Kebanyakan orang yang telah dikatakan kecanduan operasi plastik melakukannya karena ingin memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Biasanya orang-orang ini merasa harus tampil cantik di sepanjang waktunya.

Cara terbaik untuk mencegah kecanduan operasi plastik adalah menghentikannya sebelum benar-benar terjadi.

Operasi plastik bukanlah suatu hal yang buruk, tapi jika dilakukan terus menerus dan mengubah banyak hal bisa menjadi sesuatu yang buruk. Seseorang harus tahu kapan dirinya membutuhkan operasi plastik dan kapan tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com