Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Mahakarya Batik 3 Negeri yang Melegenda...

Kompas.com - 30/10/2018, 08:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pencinta batik pasti sudah tidak asing dengan Batik Tiga Negeri. Batik ini secara eksklusif dibuat oleh pengusaha batik peranakan Tionghoa.

Ny. Tjoa Giok Tjiam adalah pengusaha batik peranakan yang pertama kali mempopulerkannya pada 1910.

Rasanya tak berlebihan jika memberi label masterpiece untuk Batik Tiga Negeri, mengingat batik tersebut sudah ada sejak 100 tahun lalu.

Batik Tiga Negeri secara umum memiliki tata warna merah, biru, dan soga dengan motif utama berupa buketan.

Daun dan bunga pada motif batik seringkali dicelup warna merah dan biru. Sementara, latarnya berwarna soga.

Batik dengan tata warna demikian di Solo dikenal sebagai batik Gendologiri.

Baca juga: Supaya Batik Terus Dilirik

Nama "Batik Tiga Negeri" konon terinspirasi dari cerita Sam Kok (Tiga Negara) yang menjadi legenda dari Tiongkok.

Batik bergaya Tiga Negeri ini sangat disukai dan laku keras di daerah Jawa Barat. Alhasil, terbuka peluang bagi para pengusaha batik peranakan lainnya di Solo untuk memproduksi batik sejenis dengan nama sama.

Unik

Salah satu generasi ketiga keluarga Tjoa, Tjoa Siang Swie (kanan) bersama istrinya Sie Hing Kwan ketika menghadiri acara talkshow Batik Tiga Negeri di Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu (27/10/2018). KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu generasi ketiga keluarga Tjoa, Tjoa Siang Swie (kanan) bersama istrinya Sie Hing Kwan ketika menghadiri acara talkshow Batik Tiga Negeri di Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu (27/10/2018).

Proses pembuatan Batik Tiga Negeri terbilang unik, karena dilakukan di sentra batik berbeda. Batik Tiga Negeri buatan keluarga Tjoa dibuat di dua tempat, yaitu di Lasem dan Solo.

Warna merah dibuat di Lasem, sedangkan warna biru dan soga dibuat di Solo.

Batik Tiga Negeri Solo selalu dibuat dengan teknik tulis bolak-balik di kedua sisi kain (diterusi).

Sementara, pewarnaan dilakukan dengan teknik celup, meskipun warna-warna tertentu pada motif dibuat dengan teknik colet, -misalnya warna ungu.

Tak hanya proses pembuatannya yang unik, tetapi desain dan tata warna Batik Tiga Negeri juga unik.

Baca juga: Dari Doa, Semangat, hingga Cinta, Ini 8 Makna Batik Khas Solo-Yogya...

Sebab, batik ini memadukan tradisi batik pesisir dengan batik pedalam di Jawa Tengah.

Semuanya menggambarkan perpaduan budaya yang tampil serasi dalam keindahan yang memanjakan mata.

Dalam perkembangannya, banyak dilakukan inovasi tata warna dan isian latar, terutama oleh generasi ketiga keluarga Tjoa.

Latar kain yang awalnya berwarna soga dengan isian ukelan berganti menjadi warna hijau, biru, biru muda, hijau muda, merah marun, hingga ungu.

Isen-isen yang digunakan pada latar kain pun bervariasi. Di antaranya latar galatan, kembang pacar, pasir, dan mutiara.

Inovasi

Seorang pengunjung mengunjungi pameran Batik Tiga Negeri di Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu (27/10/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Seorang pengunjung mengunjungi pameran Batik Tiga Negeri di Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu (27/10/2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com