Kanye West Dukung Kampanye Konservatif Lewat Fesyen

KOMPAS.com - Kanye West membawa pandangan politik pribadinya dalam industri mode.

Ia meluncurkan lini busana untuk kampanye konservatif yang mendorong orang kulit hitam Amerika agar mundur dari Partai Demokrat.

Suami Kim Kardashian itu menciptakan lini busana dengan nama "Blexit", yang merupakan akronim dari "Black Exit".

Berdasarkan informasi dari laman Standard, nama tersebut diambil dari gerakan yang dipelopori bintang Youtube dan Presenter Televisi bernama Candace Owens.

Desain tersebut pertama kali dirilis pada hari Sabtu (27/10/2018) dalam acara Young Black Leadership Summit yang diselenggarakan oleh Turning Point USA, sebuah organisasi di mana Candace Owens menjabat sebagai direktur komunikasi.

"Blexit adalah kebangkitan dan saya diberkati untuk mengatakan bahwa logo dan warna-warna ini diciptakan oleh teman saya yang terkasih dan rekan 'superhero' Kanye West,” kata Owens.

Owens juga berkata jika rapper Amerika itu telah mengambil salah satu langkah paling berani di Amerika untuk membuka dialog yang perlu dilakukan.

Lini busana baru yang diciptakan oleh Kanye West ini menyediakan kaus dengan pilihan warna biru, merah muda dan ungu.

Sementara untuk produk topi, West mendesainnya dengan bahan denim yang bertuliskan "Blexit dan "We Free" di bagian depanya.

Baca juga: Curhat Kanye West kepada Presiden Trump soal Diagnosis Bipolar...

Semua produk tersebut dijual dengan kisaran harga 25 hingga 28 dolar atau sekitar Rp 380.000 hingga Rp 426.000.

Langkah Kanye West ini tentu akan mendapat dukungan dari Donald Trump, mengingat mereka telah mengadakan pertemuan di ruang oval, Gedung Putih, awal bulan Oktober ini.

Lini fesyen tersebut merupakan bagian dari peluncuran situs Blexit.com, yang mewadahi komentar orang kulit hitam Amerika yang telah meninggalkan Partai Demokrat.

Owens mengatakan akan ada tur Blexit ke kota-kota besar termasuk Chicago dan Philadelphia, mulai tahun depan.

"Gerakan Blexit akan menggelar unjuk rasa di setiap kota besar di Amerika yang dirusak oleh Partai Demokrat selama tahun 2019," katanya.