BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Avian

Bercerita di Lini Masa, Ini Tipsnya

Kompas.com - 12/11/2018, 14:46 WIB
Anissa DW,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Satu tahun lalu media sosial pernah diramaikan oleh video seorang anak Sekolah Dasar (SD) yang viral karena salah menyebut nama ikan tongkol saat menjawab pertanyaan dari Presiden Joko Widodo.

Tidak lama setelah itu, beredar cerita yang mengatakan bahwa anak tersebut mengidap diseleksia. Ternyata cerita tersebut merupakan cerita fiksi yang dibuat oleh Cecillia Gandes lewat caption-nya di Instagram.

Gandes mengaku, tidak punya maksud negatif ketika mengunggah cerita itu. Sebaliknya, dia ingin mengkritisi tindakan beberapa pengguna media sosial yang menjadikan anak itu bahan candaan. Dia juga tidak menyangka kalau cerita fiksinya tersebut dipercaya sebagai fakta oleh banyak orang.

Terlepas dari apa yang terjadi, siapapun bisa belajar bahwa caption pada media sosial seperti yang dibuat Gandes bisa berpengaruh besar.

Asal penggunaannya tepat dan bijak, apapun yang ditulis pada media sosial dapat mendatangkan manfaat.

Gandes yang juga bekerja sebagai Social Media Copywriter harian Kompas turut membagikan pengalamannya untuk menuliskan caption. Berikut di antaranya.

Miliki bekal minimal

Untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik dan menarik memang tidak ada rumus pasti. Namun, sebelum menulis sebaiknya Anda memiliki beberapa bekal untuk mendukung proses menulis, yaitu penguasaan bahasa, memperkaya kosa kata, memperbanyak wawasan, kepekaan, serta imajinasi.

Mengemas caption

Walaupun tampak remeh, tapi caption memiliki kekuatan tersendiri untuk menarik perhatian. Caption dapat menambahkan rasa baru untuk memperkuat visual atau foto yang diunggah ke media sosial. Caption juga dapat menyampaikan pesan atau cerita yang tidak terekam lewat foto.

Ada beberapa pilihan format caption yang bisa digunakan, yaitu berupa informasi, kutipan atau quote, cerita fiksi, dan juga storytelling atau mendongeng.

Kenali karakter pengikut

Salah satu hal yang harus diperhatikan sebelum membuat caption adalah mengenali karakter pengikut. Menurut Cecillia Gandes, ada dua karakter pengguna yang biasa ditemukan di media sosial, yaitu pengguna rasional dan irasional.

Pengguna rasional adalah orang-orang yang lebih senang terpapar informasi. Mereka lebih menyukai caption yang informatif, lugas, kronologis, dan membutuhkan data. Sedangkan pengguna irasional lebih senang melihat atau membaca hal-hal yang memainkan emosi yang dikemas dengan storytelling.

Data sebagai penguat

Untuk menyampaikan informasi, ide, atau gagasan melalui konten di media sosial, penggunaan data yang relevan juga dibutuhkan. Data maupun hasil riset bisa menjadi penguat dari gagasan yang ingin disampaikan.

Data dan riset ini bisa ditampilkan dalam konten sebagai visual atau caption. Atau bisa juga digunakan sebagai panduan dalam membuat konten.

 

Sebanyak 40 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia menerima Beasiswa Juara yang merupakan kerja sama harian Kompas dan Avian BrandsKOMPAS.com/ANISSA DEA WIDIARINI Sebanyak 40 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia menerima Beasiswa Juara yang merupakan kerja sama harian Kompas dan Avian Brands
Tentunya untuk bisa menulis caption yang baik dan dapat mecuri perhatian tidak mudah. Proses belajar dan latihan dibutuhkan untuk mengasah kemampuan menulis, seperti para mahasiswa penerima Beasiswa Juara. Mereka mengikuti workshop menulis kreatif bersama Cecillia Gandes agar dapat membagikan gagasan mereka kepada orang lain.

Beasiswa juara adalah program kerja sama harian Kompas dengan Avian Brands dalam mewujudkan komitmennya untuk memajukan Pendidikan Indonesia. Program ini merupakan program beasiswa untuk mahasiswa Strata Satu (S1) di perguruan tinggi negeri dan swasta. Beasiswa yang diberikan meliputi pembiayaan kuliah selama dua semester.

Selain memberikan beasiswa, program ini juga memberikan pengembangan potensi diri kepada para penerima beasiswa melalui serangkaian acara. Salah satunya melalui workshop yang diisi oleh pembicara profesional.

Dengan mengikuti workshop tersebut, diharapkan para penerima beasiswa bisa memiliki kemampuan menulis yang baik sehingga gagasan yang mereka miliki dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, mereka bisa memperkaya hard skill maupun soft skill agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang hebat.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com