Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2018, 07:52 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif terus digaungkan oleh berbagai pihak. Namun, banyak pihak yang seolah melupakan bayi-bayi prematur.

Padahal, ASI sangatlah penting bagi perkembangan bayi prematur. Mereka jauh lebih membutuhkan ASI eksklusif karena kondisi yang belum matang.

"Justru pada ASI banyak faktor kekebalan yang tidak mungkin bisa disediakan, digantikan, dengan susu lain."

Demikian diungkapkan Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) dalam peluncuran bukunya yang bertajuk "ASI untuk Bayi Prematur" di Jakarta, Rabu (28/11/2018) kemarin.

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, dan perawatannya berbeda dengan bayi cukup bulan. Terutama dari segi nutrisi.

Baca juga: 4 Jenis Pemeriksaan yang Wajib Dilakukan untuk Bayi Prematur

Bayi prematur juga memiliki potensi gagal tumbuh yang lebih besar.

Oleh karena itu, pemilihan sumber nutrisinya perlu dilakukan secara tepat, salah satunya dengan pemberian ASI yang benar ketika bayi prematur sudah stabil.

Kandungan yang lengkap dari ASI dinilai mampu memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi bayi, dan mengejar kekurangan berat badan dengan optimal.

Sifat ASI yang dinamis membuat komposisi nutrisinya bisa berubah sesuai kebutuhan bayi.

Apalagi, pertumbuhan manusia yang paling pesat terjadi di trisemester ketiga kehamilan.

Sehingga, ketika bayi sudah lahir sebelum masa itu tiba, nutrisi yang dibutuhkan pun lebih banyak daripada bayi cukup bulan.

"Seorang ibu yang melahirkan prematur itu komposisi ASI-nya akan mengikuti kebutuhan. Ibu yang melahirkan bayi cukup bulan dengan yang kurang bulan, akan beda," ujar Rina.

Baca juga: Alat Unik Ini Bisa Cegah Bayi Prematur Kena Gangguan Otak

"Tuhan menciptakan komposisi ASI lebih banyak karena bayinya butuh lebih banyak nutrisi."

Seiring berjalannya waktu, bayi prematur tersebut mungkin membutuhkan susu fortifier untuk asupan nutrisi tambahan.

Pada beberapa ibu, ASI menjadi sulit keluar karena ibu dalam kondisi stres.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com