Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Ikut-Ikutan, Banyak Orang Belum Perhatikan Kualitas Jam Tangan

Kompas.com - 29/11/2018, 09:33 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, aksesori yang digunakan sehari-hari mampu menunjang gaya hidupnya, salah satunya adalah jam tangan.

Kebanyakan orang bahkan memiliki jam tangan tidak hanya satu.

"Sekarang orang punya jam pasti lebih dari satu. Minimal buat pergi kerja, olahraga. Kalau dulu mungkin hanya punya satu," kata Vice President Mido Indonesia Steven Cheng di Marina Bay Sands, Singapura, pekan lalu.

Namun, Steven melihat saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang membeli jam atas dasar mengikuti tren atau mencontoh tokoh tertentu.

Kemudian karena suka dengan modelnya, maka jam tangan yang sedang tren tersebut dibeli tanpa melihat bagian dalamnya.

Padahal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membeli jam tangan, misalnya dari kualitas mesin dan nilai sejarahnya.

Baca juga: Simak 4 Tips Membeli Jam Tangan Mewah Agar Tak Merugi

"Jangan lihat kulitnya saja, jangan hanya ikut ikutan. Lagi ramai pakai jam merek ini, ikutan. Tapi enggak tau jeroannya seperti apa," ucapnya.

Apalagi jika uang yang dikeluarkan untuk membeli jam tersebut tidak lah sedikit. Kualitas seharusnya menjadi pertimbangan utama.

Misalnya, membeli jam tangan buatan Swiss (Swiss Watch) karena negara tersebut sejak dulu sudah menjadi tolok ukur jam tangan berkualitas.

"Bukan jam mahal, tapi jam bagus. Orang itu pikirannya kalau jam Swiss mahal. Misalnya, kami (Mido) dengan harga segini dengan spesifikasi seperti ini, (sebenarnya) sangat jauh di bawah harga," tuturnya.

Mido Baroncelli Lady Day & Night.Dok. MIDO Mido Baroncelli Lady Day & Night.
Dengan membeli arloji berkualitas, konsumen bisa mendapatkan jam yang dengan berbagai fitur, akurasi waktu yang tinggi, hingga mendapatkan jam tangan yang awet dalam waktu lama.

Bahkan, kata Steven, tak sedikit konsumen Mido yang mewariskan jam tangannya kepada turunannya.

"Kami kan ada service center. Banyak customer kami yang jamnya dari tahun 1960-1970an masih servis ke kami. Jika spare part sudah discontinue, kami juga ada program trade-in untuk ditukar dengan jam tangan baru," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com