BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou

Di Guangzhou, Kanker Sembuh Tanpa Operasi

Kompas.com - 18/12/2018, 18:31 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada yang tidak mungkin. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perjuangan Elang dalam melawan penyakit kanker paru-paru.

Pria berusia 57 tahun itu, kini bisa bernafas lega setelah dinyatakan dokter bersih dari kanker paru yang dideritanya. Padahal, jika menilik laman who.int, kanker paru-paru adalah satu dari lima jenis kanker paling mematikan di dunia.

Kanker paru-paru juga menyumbangkan angka kematian paling tinggi di dunia. Hasil riset terbaru International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dirilis WHO menemukan, pada 2018 angka kematian penyakit ini diperkirakan 2,1 juta dari total 9,6 juta kematian akibat kanker.

Dijumpai Kompas.com pada Selasa (11/12/2018), pria asal Bekasi tersebut menceritakan tentang awal mulai terkena penyakit mematikan itu.

Elang menuturkan, hal tersebut bisa terjadi lantaran ia memiliki gaya hidup tidak sehat. Begadang, konsumsi makanan yang tidak sehat, minuman alkohol ditambah kebiasaan merokok sudah sangat akrab di kehidupannya.

Kebiasaan buruk tersebut tanpa disadari mengantarkan dirinya pada kanker paru-paru stadium dua pada 2015. Padahal, saat itu ia sama sekali tidak merasakan adanya gangguan kesehatan yang berarti.

“Tidak menyangka, karena keseharian saya sehat-sehat saja, masih beraktivitas seperti biasa. Namun pas lihat hasil Medical Check Up (MCU) rutin, ada nodule di paru-paru saya,” ungkapnya.

Mengetahui dirinya mengidap kanker paru, kekhawatiran langsung menghinggapi pikiran ayah tiga anak tersebut.

“Ya sejak itu saya jadi galau terus, kerja tidak fokus, tapi saya terus berpikir mencari cara untuk sembuh,” ungkapnya.

Apa yang dialami Elang bisa pula terjadi pada kita, mengingat kehidupan kita sehari-hari yang tak jauh dari faktor-faktor pencetus kanker paru seperti berikut ini.

Kebiasaan merokok

Bukan hal aneh lagi jika rokok dinobatkan sebagai pemicu utama timbulnya kanker paru, bahkan kanker lainnya. Dikutip laman lung.org, 90 persen kanker paru-paru disebabkan oleh rokok.

Mengapa? Seperti yang dilansir cancer.org, dalam rokok ditemukan ribuan senyawa kimia yang 70 persen di antaranya sangat berbahaya bagi tubuh. Tak cuma rokoknya saja, asap tembakaunya juga berbahaya bagi tubuh.

Paparan radon

Radon merupakan gas alami hasil peluruhan uranium, torium dan radium pada bebatuan serta tanah yang bercampur dengan udara. Gas tidak berwarna dan tidak berbau ini dapat bersifat karsinogenik, sehingga dapat memicu kanker paru apabila terhirup dalam kadar tinggi.

Rumah dengan ventilasi buruk dan bangunan yang sangat dekat dengan tanah, misalnya basement dan situs penambangan, adalah tempat yang biasanya mengandung kadar radon tinggi.

Radiasi kimia

Uranium, arsenik, nikel, dan beberapa hasil minyak bumi ternyata dapat memicu timbulnya kanker paru. Para pekerja atau orang-orang yang tinggal di daerah tinggi radiasi kimia sangat rentan terserang penyakit tersebut.

Polusi udara

Menurut WHO, polusi udara memiliki kontribusi besar pada kasus kanker paru-paru. Hal ini semakin menakutkan di negara-negara yang belum memiliki kebijakan penurunan tingkat polusi.

Padahal 29 persen kematian pada kasus kanker paru-paru disebabkan karena dampak dari polusi udara.

Genetik

Dikutip dari Kompas.com, timbulnya kanker tergantung dari normal atau tidaknya mutasi genetik seseorang.

Sebagai contoh, kita sering melihat orang tua atau kakek-kakek yang merokok sepanjang hidupnya, namun nyatanya ia masih baik-baik saja. Ini membuktikan sekalipun perokok berat tapi mutasi genetiknya normal, maka ia tidak bermasalah dengan kanker.

Susi (57) saat mendampingi suaminya Elang (57) yang merupakan mantan pengidap kanker paru-paru di Kantor Perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital, Jakarta,  Rabu (11/12/2018) lalu. Kompas.com/Hotria Mariana Susi (57) saat mendampingi suaminya Elang (57) yang merupakan mantan pengidap kanker paru-paru di Kantor Perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital, Jakarta, Rabu (11/12/2018) lalu.

Lalu apa rahasianya Elang bisa sembuh dari penyakit mematikan tersebut?

Menurutnya, dari beberapa pemeriksaan medis yang sempat dijalani tak satu pun bisa dijadikan solusi.

Saat itu, semua metode pengobatan yang disarankan justru semakin menambah kekhawatirannya. Sementara itu, yang ia inginkan adalah metode pengobatan tanpa operasi maupun kemoterapi.

“Saya enggak mau dibedah, lagi pula saya tahu kemoterapi itu berat,” ungkap Elang.

Keyakinan Elang bahwa masih adanya metode pengobatan kanker tanpa perlu operasi dan kemoterapi ternyata berbuah manis. Dari hasil browsing, ia menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.

Berbekal informasi tersebut, ia dan istrinya, Susi (57), segera melakukan konsultasi di kantor perwakilan rumah sakit yang salah satunya berada di Jakarta.

Tanpa mempertimbangkan soal biaya, Elang akhirnya memutuskan untuk berobat di rumah sakit tersebut.

“Saya tutup mata soal budget, karena fokus saya hanya sembuh,” tuturnya.

Setelah menyelesaikan kelengkapan administrasi, Elang beserta istri kemudian terbang ke negeri tirai bambu untuk menjalani pengobatan.

Apa saja metode pengobatan yang Elang tempuh hingga akhirnya ia sembuh?

Cryosurgery

Ini merupakan metode pengobatan minim luka yang berfungsi menggantikan metode operasi konvensional. Cryosurgery sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi baru berkembang menjadi sebuah teknologi pengobatan kanker saat ini.

Metode ini telah disetujui oleh Food Drug Administration (FDA) Amerika sebagai sebuah teknologi modern yang membunuh semua jenis sel kanker dengan tingkat ketelitian tinggi.

Keunggulan dari Cryosurgery ini adalah tingkat keberhasilannya yang tinggi, tetapi minim invasif. Selain itu, juga dapat mencegah sel kanker tumbuh kembali.

Imunotherapy

Metode ini merupakan terapi biologis dengan cara menyuntikkan sel imun anti tumor ke dalam tubuh pasien.

Tak hanya efektif membunuh tumor secara langsung, metode Imunotherapy juga dapat merangsang reaksi kekebalan tubuh untuk melawan kanker.

Dengan begitu kanker dapat dicegah untuk kambuh kembali.

Metode Intervensi

Kemoterapi adalah sebuah kemajuan dalam sejarah manusia melawan kanker. Namun pada kemoterapi konvensional, konsentrasi obat menyebar ke seluruh tubuh sehingga memberikan dampak buruk bagi organ yang baik.

Maka sebagai penggantinya, St. Stamford Modern Cancer Hospital memiliki Metode Intervensi.

Pada metode intervensi, obat langsung dimasukkan ke titik sel kanker. Tingkat konsentrasi obat di bagian tumornya pun 2-8 kali lipat lebih tinggi daripada obat kemoterapi konvensional.

Hal itu jauh lebih efektif membunuh sel-sel kanker tanpa menimbulkan side effect pada organ lainnya.

Nah, dari serangkaian pengobatan tersebut, akhirnya Elang dinyatakan bersih dari kanker.

Semenjak itu, ia jadi lebih disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat, seperti rajin konsumsi makanan sehat, olah raga dan tidak merokok.

Rokok itu membunuhmu, kan sudah ditulis di bungkusnya. Saya sudah merasakannya sendiri.” pungkasnya.

Fasilitas lain yang diberikan

Selain mendapatkan metode yang tepat, faktor pendukung kesembuhan Elang dalam menjalani pengobatan kanker paru-paru adalah fasilitas rumah sakit. 

Susi yang saat itu mendampingi Elang mengatakan, bahwa pendamping pasien juga mendapatkan fasilitas seperti layanan MCU gratis.

Fasilitas kamar rawat inap pasien kanker St. Stamford Modern Cancer Hospital di Guangzhou.Dok. St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou Fasilitas kamar rawat inap pasien kanker St. Stamford Modern Cancer Hospital di Guangzhou.

Menurutnya, secara keseluruhan pelayanan di St. Stamford Modern Cancer Hospital sangat berbeda dengan pelayanan rumah sakit di Jakarta.

“Di sini pasien sama sekali enggak merasa seperti pasien, pelayanannya sangat memuaskan,” ungkap Susi.

Ditambahkan juga oleh Elang, bahwa selama di sana ia dilayani dengan sangat baik oleh semua tim medis, bahkan profesor sekalipun. Semua tim medis selalu siaga 7 hari 24 jam.

Tak hanya itu, fasilitas penjemputan dari bandara, interpreter, konsultasi psikologis, konsultasi dengan Ahli Gizi, hingga kegiatan wisata dan berbelanja juga disediakan oleh rumah sakit ini. Hal ini sesuai dengan moto rumah sakit, yaitu “Pasien Yang Utama”.

Apa yang pernah dialami Elang, bisa saja menimpa Anda atau kerabat Anda. Karena itu sangatlah penting menghindari faktor pemicunya dan menerapkan pola hidup sehat. Namun jika terlanjur menderita, Anda tak perlu khawatir, masih ada harapan untuk sembuh.

Dengan dukungan teknologi medis terkini yang dimiliki St. Stamford Modern Cancer Hospital, rumah sakit ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk penderita kanker yang menginginkan penyembuhan tanpa operasi dan kemoterapi.

Untuk kemudahan informasi, St. Stamford Modern Cancer Hospital menyediakan layanan konsultasi online yang bisa diakses di sini dan call center di nomor +62812-978-978-59 yang juga bisa dijangkau melalui Whatsapp.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com