Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Beda Krim Pelembab Harga Jutaan dengan yang Murah?

Kompas.com - 25/01/2019, 12:36 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Di toko-toko kosmetik kita bisa melihat beragam produk pelembab wajah dari kisaran harga puluhan ribu sampai jutaan rupiah.

Tetapi apakah produk yang berharga mahal itu lebih baik dibanding yang murah? Sebenarnya apa perbedaannya sehingga ada pelembab yang harganya lebih mahal dari ponsel?

Sebagai contoh adalah pelembab merek Creme de la Mer yang harga per botolnya hampir Rp 4 juta rupiah. Produk ini dipakai oleh selebriti seperti Charlize Theron dan Britney Spears.

Namun, ada juga produk-produk drugstore yang harganya sekitar 100 ribu rupiah dan direkomendasikan oleh dokter-dokter kulit.

Ada beberapa faktor mengapa sebuah produk moisturizer bisa dijual mahal.

Menurut Dr.Craig Kraffert, dokter kulit spesialis kulit, krim yang mahal biasanya menggunakan teknologi terkini untuk menciptakan produknya.

"Kandungan pengharumnya, kemasan yang kedap udara juga biasanya lebih mahal, nama besar merek, formulasi, sampai prosesnya, bisa berpengaruh pada harga," kata Kraffert seperti dikutip dari Huffpost.

Baca juga: Sembilan Kesalahan dalam Menggunakan Pelembab Wajah

Ada juga beberapa kandungan spesifik yang bisa membuat harga produk jadi selangit.

Kandungan yang disebut dengan zat aktif itu misalnya niacinamide, ceramides, asam hialuronat, hingga heparan sulfat.

Menurut ahli kimia kosmetik Perry Romanowski, dari sisi fungsi, sebenarnya pelembab yang mahal dan murah memakai bahan yang sama, yaitu humektan dan emolien.

Humektan yang biasanya dipakai dalam moisturizer adalah asam hialuronat (hyaluronic acid).

"Asam hialuronat sebenarnya tetap asam hialuronat, jadi tidak perlu pakai produk yang mahal," kata Dr.Rachel Nazarian, ahli dermatologi.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Biaya marketing

Biaya terbesar dari sebuah produk kosmetik, barangkali adalah biaya marketingnya.

Kampanye marketing ini sangat penting karena akan menentukan bagaimana konsumen mempersepsikan sebuah produk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com