Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2019, 12:20 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi ibu bukan pekerjaan mudah dan sederhana. Apalagi, jika memiliki pekerjaan penuh waktu, pasti menimbulkan dilematika tersendiri karena harus membagi waktu.

Riset membuktikan, para ibu yang memiliki dua anak dan pekerjaan penuh waktu mengalami peningkatan stres secara signifikan, yakni 40 persen lebih tinggi.

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan berbagai informasi dari rumah tangga di seluruh Inggris termasuk kehidupan kerja penduduk, tingkat hormon, tekanan darah dan pengalaman menghadapi stres.

Para peneliti menilai 11 biomarker alias indikator tingkat keparahan penyakit yang terkait dengan stres kronik yang dialami.

Hasilnya, tingkat keseluruhan biomarker yang terkait dengan stres kronik 40 persen lebih tinggi pada  ibu dua anak yang bekerja penuh waktu, dibandingkan dengan wanita pekerja tanpa anak.

Sementara itu, tingkat keseluruhan biomarker yang terkait stres kronik pada ibu satu anak dengan pekerjaan penuh waktu lebih besar 18 persen .

Stres kronik berarti stres yang berlangsung lama. Kondisi ini bisa menyebabkan beberapa gangguan fisik, seperti mudah marah, cemas, depresi, sakit kepala, dan susah tidur.

Baca juga: Jadi Ibu Buat Khloe Kardashian Makin Berdaya

Kadar stres sedikit lebih rendah pada ibu bekerja dengan jam kerja lebih sedikit.

Para ayah yang memiliki jam kerja lebih sedikit juga mengalami pengurangan tingkat stres.

Dalam riset ini, peneliti mengesampingkan faktor gaya hidup lain yang mempengaruhi temuan mereka. Faktor-faktor ini termasuk hal-hal seperti usia, pendapatan, etnis atau tingkat penddikan.

Konflik antara pekerjaan dan keluarga memicu peningkatan ketegangan psikologis, tingkat stres yang tinggi dan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah.

Kondisi kerja yang tidak fleksibel terhadap tuntutan keluarga ini, seperti jam kerja yang panjang, juga berdampak buruk pada reaksi stres seseorang.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dari University of Manchester dan University of Essex dengan menganalisis data dari lebih dari 6.000 orang.

Data tersebut dikumpulkan oleh The UK Household Longitudinal Study, dan hasilnya telah diterbitkan dalam jurnal British Sociological Association.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com