Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2019, 10:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Laboratorium klinik Prodia melakukan terobosan baru dengan menggunakan sistem Total Laboratory Automation (TLA) bekerja sama dengan Abbot Laboratories.

Sistem automasi ini berada di laboratorium pusat rujukan nasional di Prodia Tower, Jakarta.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan bahwa sistem automasi laboratorium ini meningkatkan kualitas proses kerja di laboratorium mulai dari proses pra-analitik, analitik dan pasca-analitik.

“Sejalan dengan transformasi Prodia sebagai penyedia layanan kesehatan generasi baru, kami menggunakan sistem automasi ini untuk menggantikan sistem sebelumnya,” ujarnya acara peluncuran TLA di Prodia Tower Jakarta, Kamis (31/1).

Konsep TLA dikembangkan oleh Dr. Masahide Sasaki pada Kochi Medical School Laboratory di Jepang.

Alat ini terdiri dari beberapa sistem yang dihubungkan dengan track atau sistem berjalan secara terintegrasi. Sehingga proses pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik dapat dikerjakan dengan satu mesin saja.

“Sejak 2008, Prodia sudah pakai Lab Automasi, tetapi hanya pada tahap analitik. Di tahun ini, proses pra-analitik dan pasca-analitik juga dapat dikerjakan dengan mesin ini. Mulai dari sampel diputar, dipisahkan, dianalisis, hingga penyimpanan sampel dilakukan otomatis tanpa intervensi orang,” kata Direktur Operasi dan IT Prodia, Andri Hidayat dalam acara yang sama.

Ia menambahkan, dengan sistem ini, bukan hanya waktu pemeriksaan lebih cepat, tapi juga tingkat kesalahan bisa ditekan.

“Lamanya proses bisa lebih cepat hingga 40-50% dari biasanya” tambah Andri.

Dengan sistem yang lama, dibutuhkan sekitar 3 hingga 4 orang. Sedangkan dengan sistem terbaru ini hanya dibutuhkan 1 hingga 2 orang saja.

"SDM yang lain bisa dialokasikan ke pekerjaan yang lain” kata Andri.

Sistem TLA diklaim mampu mendeteksi hingga 200 penyakit dan 550.000 sampel dalam satu tahun atau sekitar 1.500 sampel sehari.

Sistem ini akan terus dikembangkan dan ditargetkan mampu menambah sebanyak 10 jenis tes dalam satu tahun. (Aldo Christian Sitanggang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com